MERAK, TM.ID : ‘Rejeki nomplok’ didapat para pedagang kopi keliling di dermaga Pelabuhan Merak, Cilegon, Banten, selama angkutan Natal dan Tahun Baru 2023.
Bahkan keuntungan yang didapat, rata-rata mencapai tiga kali lipat, sehingga mampu menopang ekonomi keluarga.
“Kita biasanya di hari normal pulang bisa membawa keuntungan Rp100 ribu, namun kini rata-rata Rp300 ribu/hari,” kata Rubiyanti (75), pedagang kopi keliling di Pelabuhan Merak, Selasa (3/1/2023).
Pedagang kopi keliling di Pelabuhan Merak dapat meraup keuntungan besar ditentukan pada keramaian dan kepadatan kendaraan di dermaga Pelabuhan Merak.
Dalam setahun itu mereka ketiban rejeki saat Angkutan Lebaran, Angkutan Idul Adha, serta Angkutan Natal dan Tahun Baru, karena terjadi lonjakan kendaraan.
“Kami berjualan kopi itu dengan modal Rp1, 2 juta,” kata Rubiyanti sambil menyatakan sudah 50 tahun berjualan kopi di Pelabuhan Merak.
Ruminah, pedagang kopi keliling lainnya di Dermaga 2 Pelabuhan Merak mengaku berjualan mulai pukul 17.00 WIB dan pulang keesokan harinya pukul 05.00 WIB.
Kebanyakan pembeli kopi itu, kata dia, para pengemudi kendaraan yang menunggu ke atas kapal untuk diseberangkan ke Pelabuhan Bakauheni.
Selama para sopir menunggu antrean ke atas kapal, mereka memesan kopi dengan harga Rp5.000 per secangkir.
“Kami terkadang mendapatkan pesanan kopi dari penumpang satu mobil hingga Rp50 ribu,” kata Ruminah.
Begitu juga pedagang kopi keliling lainnya, Nono (45) mengaku bisa meraup keuntungan hanya momen-momen tertentu di Pelabuhan Merak, seperti Lebaran serta Natal dan Tahun Baru.
Mereka pedagang kopi keliling sangat mengapresiasi PT Angkutan Sungai, Danau, dan Penyeberangan (ASDP) Indonesia Ferry, karena mereka diperbolehkan berjualan di sekitar pelabuhan.
“Kita dulu tidak tenang berjualan di sini karena saling kejar-kejaran dengan petugas, namun kini dibolehkan,” kata Nono.
Sementara itu informasi dari petugas keamanan ASDP Merak menyebut para pedagang kopi keliling diperbolehkan oleh ASDP berjualan di pelabuhan untuk membantu pemberdayaan ekonomi masyarakat setempat dari sekitar Merak.
(Budis)