BANDUNG,TM.ID: Bagi Anda para pencinta alam, Gunung Ireng adalah tempat wisata alam yang tidak bisa dilewatkan. Anda akan disuguhkan pesona indah dari sang fajar yang terbit dari Gunung Kidul, ketika bermalam atau berkunjung ke Gunung Ireng saat pagi hari.
Konon, Bukit Gunung Ireng tercipta akibat tendangan sang pendekar Bratasena. Dalam legenda lokal diterangkan bahwa Bratesana marah, karena Monyet di Puncak Gunung Berapi yang mengganggu.
BACA JUGA: 5 Wisata Indramayu yang Harus Kamu Coba!
Lokasi Gunung Ireng cukup strategis, sehingga menjadi tempat yang sangat dicari oleh para wisatawan yang ingin menikmati keindahan fajar di daerah ini.
Tentang Gunung Ireng
Gunung Ireng terletak di kawasan Pengkok, Patuk, Gunungkidul. Meskipun disebut “gunung,” sebenarnya ini hanyalah sebuah bukit kecil dengan puncak gundul. Meskipun begitu, puncak ini dikenal sebagai salah satu tempat terbaik untuk menikmati pemandangan matahari terbit di Yogyakarta.
Perjalanan menuju Gunung Ireng dimulai dari kawasan Patuk, Gunungkidul. Rintangan dalam perjalanan akan sangat terasa, jika anda berkunjung setelah hujan.
Karena, perjalanan Anda akan terasa menegangkan, sebab jalan yang akan anda lewati licin dan berbatu. Setelah melewati perjalanan yang cukup mengangkan anda akan tiba di Gunung Ireng untuk memulai pengalaman berburu sunrise.
Pemandangan di puncak Gunung Ireng memukau setiap pengunjung. Barisan perbukitan kapur memanjang di kejauhan, dihiasi oleh sawah hijau dan kabut tipis yang memberikan kesan dramatis pada puncak bukit yang diterpa angin dingin.
Meskipun lokasinya hanya di atas bukit kecil, sensasi berada di puncak gunung terasa begitu nyata. Puncak Gunung Ireng, dengan batuan vulkanis berwarna gelap, sedikit pepohonan tumbuh di atasnya, memberikan kesan hitam yang menginspirasi namanya, “Gunung Ireng” dalam bahasa Jawa yang berarti “gunung hitam”.
Selama menikmati keindahan sunrise, anda bisa duduk pada sebuah gazebo di puncak bukit. Saat matahari semakin tinggi, bebatuan vulkanis yang hitam semakin terlihat jelas, menciptakan pemandangan yang begitu kontras dan menarik.
Mitos Lain
Selain mitos tentang tendangan sang pendekar, Gunung Ireng juga memiliki latar belakang geologis yang menarik. Gunung Ireng adalah bagian dari gunung api purba pada masa Miocene, sekitar 5-23 juta tahun yang lalu.
Meskipun letusan tersebut membuatnya kehilangan bentuk aslinya, sisa-sisa gunung tersebut masih dapat disaksikan hingga saat ini. Formasi batuan vulkanis di kawasan Patuk, termasuk bukit Nglanggeran di utara Gunung Ireng, adalah bukti nyata dari masa kejayaan gunung api tersebut.
Bagi para pelancong, Gunung Ireng menjadi tempat favorit untuk menikmati keindahan fajar di Yogyakarta. Beberapa pengunjung bahkan memilih mendirikan tenda di sekitar puncak agar dapat lebih lama menikmati pemandangan dan suasananya yang sejuk.
BACA JUGA: Gunung Lewotobi Laki-laki Kembali Erupsi Luncuran Awan Panas
Namun, penting untuk diingat untuk menjaga kebersihan dan kelestarian destinasi ini dengan tidak membuang sampah sembarangan atau melakukan vandalisme, sesuai dengan peraturan yang tertera sebelum mendaki ke puncak.
Gunung Ireng merupakan destinasi perbukitan yang tidak bisa dilupakan bagi para pengunjung yang mengejar keindahan fajar. Keindahan alam yang terlihat dari puncak Gunung Ireng akan terus membekas dihati pengunjung atau para pecinta alam yang mendaki bukit tersebut.
(Vini/Masnur)