BANDUNG, TEROPONGMEDIA.ID — Sebanyak empat kesepakatan strategis dihasilkan pada Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) BRICS 2025 yang tertuang dalam Leaders Declaration.
BRICS melangsungkan KTT yang ke-17 di Museum Seni Modern (MAM), Rio de Janeiro, Brasil, Minggu (6/7/2025) waktu setempat dengan tema Strengthening Global South Cooperation for More Inclusive and Sustainable Governance.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyampaikan pertemuan tingkat tinggi BRICS tersebut menghasilkan sejumlah kesepakatan strategis.
“Kemudian outcomes daripada pertemuan tadi, salah satunya adalah leader declaration dan dalam leader declaration itu ada beberapa poin yang terkait dengan penguatan multilateralisme dan reform daripada global governance,” ujar Menko Perekonomian dalam keterangan resmi.
Airlangga menjelaskan poin pertama dari Leaders Declaration tersebut yakni komitmen negara anggota BRICS untuk memperkuat multilateralisme dan mendorong reformasi tata kelola global.
Kemudian poin kedua berfokus pada promosi perdamaian dan keamanan internasional dan stabilitas global, serta pendalaman kerja sama ekonomi, perdagangan, dan keuangan internasional.
Airlangga menekankan poin kedua ini sangat penting bagi Indonesia untuk memperluas akses pasar produk nasional serta menciptakan ketahanan ekonomi di tengah gejolak global.
“Nah poin kedua ini menjadi penting bagi Indonesia, di tengah ketidakpastian kita punya BRICS yang diharapkan bisa juga untuk menyerap pasar dari produk-produk Indonesia,” jelas Airlangga
Baca Juga:
KTT BRICS Tuntut Komitmen Finansial Negara Maju untuk Krisis Iklim Global
Poin ketiga dalam Leaders Declaration menyangkut komitmen terhadap isu perubahan iklim dan pembangunan berkelanjutan yang adil dan inklusif.
Negara-negara BRICS sepakat bahwa transisi energi dan pembangunan hijau harus tetap mempertimbangkan keadilan bagi negara berkembang.
“Kemudian yang ketiga tentu terkait dengan climate change dan promoting sustainable, yang fair and inclusive development,” kata Airlangga.
Dan poin keempat adalah penguatan kemitraan dalam bidang pembangunan manusia, sosial, dan kebudayaan.
“Yang keempat adalah partnership for promotion, human, social, and cultural development. Nah itu outcome dari Leaders Declaration,” ujarnya.
Indonesia menilai penguatan kerjasama yang tertuang dalam poin ke empat ini penting untuk mendorong transformasi sosial yang merata dan saling memperkuat negara-negara anggota.
Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto yang turut hadir dalam pertemuan tersebut menegaskan bahwa Indonesia memberikan dukungan penuh terhadap arah baru kerja sama BRICS.
Sebelumnya, Indonesia secara resmi dinyatakan sebagai anggota penuh BRICS. Keikutsertaan Indonesia dalam BRICS merupakan langkah strategis untuk memperkuat posisi Indonesia di kancah internasional.
Setelah bergabungnya Indonesia bersama negara-negara anggota baru lainnya, BRICS kini secara kolektif mewakili 56% populasi dunia dan menyumbang 44% Produk Domestik Bruto (PDB) global.
(Raidi/ )