GARUT, TEROPONGMEDIA.ID – Inovasi pengelolaan sampah yang patut mendapatkan acungan jempol datang dari Kelompok Swadaya Masyrakat (KSM) Motekar Mekar, Desa Mekarjaya, Kecamatan Tarogong Kaler.
Melalui pengelolaan Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu (TPST), mereka menciptakan sistem pengelolaan sampah yang berkelanjutan. Upaya ini, demi menciptakan lingkungan yang bersih dan sehat.
Koordinator KSM Motekar Mekar, Dede menjelaskan bahwa, pengolahan sampah dilakukan dengan mengumpulkan sampah dari warga Desa Mekarjaya dan sekitarnya melalui koordinasi RW. Setiap hari, sampah dari empat RW diangkut menggunakan mobil pengangkut desa dan motor bak dari kecamatan.
Pemilahan sampah dilakukan berdasarkan kategori, ada sampah rongsokan yang langsung dijual. Sedangkan sampah organik, dimanfaatkan sebagai pakan bebek.
Tidak hanya itu, sampah plastik dirubah menjadi paving block dan memproduksi pupuk organik. Produksi pupuk organik mencapai 60-70 karung per bulan dengan harga jual Rp10.000 per karung.
“Sampah tak terpakai, dibakar, meskipun masih menjadi tantangan dalam hal pencemaran. Produksi paving block masih terbatas karena keterbatasan bahan baku,” kata Dede.
Dede menyebut, upaya yang dilakukan masih menghadapi kendala operasional, seperti keterbatasan dana dan tenaga kerja. Upah karyawan belum terpenuhi, sementara biaya bahan bakar mencapai Rp 1 juta per bulan.
Dede juga menilai, edukasi kepada masyarakat tentang pemilahan sampah juga dinilai perlu ditingkatkan guna meningkatkan efisiensi pengelolaan.
“Jika produksi paving block dapat ditingkatkan dan dipasarkan dalam jumlah besar, serta kolam ikan yang dikelola lebih profesional, program ini berpotensi menjadi sumber pendapatan berkelanjutan bagi masyarakat,”jelas Dede.
(Doel/Budis)