BANDUNG,TM.ID: Komisi Pemilihan Umum (KPU) Jawa Barat memastikan, petugas penyelenggara pemilu yang meninggal dunia dan sakit akan mendapatkan santunan sesuai dengan aturan undang-undang yang berlaku.
Hal itu dikatakan Humas KPU Jabar Chaerulman Setia Nugraha di Kantor KPU Jabar, Jalan Garut Kota Bandung, Minggu (25/2/2024).
Menurut Chaerulman, sampai dengan saat ini, petugas pemilu yang meninggal berjumlah 50 orang, yang terdiri dari 28 dari kelompok penyelenggara pemungutan suara (KPPS), 20 petugas keamanan dan ketertiban (PAM) Tempat Pemungutan Suara (TPS), serta dua orang Panitia Pemungutan Suara (PPS).
Sedangkan petugas yang mengalami sakit, kata Chaerulman, pihaknya masih melakukan pendataan di wilayah kabupaten/kota.
“Sesuai regulasi akan diberikan santunan baik dari pemerintah daerah, KPU kabupaten kota, dan sampai saat ini kami masih inventarisasi data yang masuk kepada kami. Yang sakit pun mendapatkan santunan, sesuai regulasi undang-undang,” kata Chaerulman.
BACA JUGA: Kemenkes: Penyebab Kematian Tertinggi Petugas KPPS Penyakit Jantung
Sebelumnya, Penjabat Gubernur Jawa Barat (Jabar) Bey Machmudin mengatakan, para petugas penyelenggara pemilu 2024 yang meninggal layak untuk disebut pahlawan demokrasi.
Atas hal tersebut, Bey pun mengucapkan turut berdukacita sedalam-dalamnya atas meninggalnya para petugas yang gugur saat menjalankan tugas.Bey memastikan para petugas yang meninggal mendapatkan santunan dari Komisi Pemilihan Umum (KPU).
“Tidak berlebihan kita sebut mereka sebagai pahlawan demokrasi. Karena, mereka telah kerja keras untuk wujudkan pemilu 2024 ini. Santunan dari KPU kita sudah antisipasi sebetulnya,” ucapnya di Bandung, Senin, (19/2/2024).
Menurut Bey, para petugas pemilu yang meninggal dunia, sebelumnya memiliki riwayat penyakit. Bey menyebut, para petugas pemilu 2024 rata-rat berusia 35-45 tahun, jauh lebih muda dibandingkan dengan para petugas pemilu tahun 2019 lalu.
“Saya lihat petugas sekarang muda-muda. Kita sudah berusaha mengantisipasi. Sebelumnya, (pengecekan kesehatan) telah dilakukan oleh KPU,” ungkapnya.
Bey juga mengatakan, dari kesemua petugas yang meninggal memiliki riwayat penyakit yang beragam.
“Serangan jantung, riwayat sakit dada ada juga yang diabetes. Memang ada riwayat penyakit, ada yang stroke juga. Jadi intinya, kami sebetulnya sudah mengantisipasi dengan adanya kerjasama dengan puskesmas,” katanya.
(Budis)