Korban dan Warga Garut Dibayar Rp150 Ribu Bongkar Amunisi Kadaluarsa

Penulis: Anisa

ledakan amunisi garut-2
(Instagram/info.garut)
[galeri_foto] [youtube_embed]

Bagikan

BANDUNG, TEROPONGMEDIA.ID — Pihak keluarga membantah pernyataan TNI yang menyebut adanya korban sipil dalam insiden ledakan pemusnahan amunisi tidak layak pakai di Garut, Jawa Barat, dikarenakan hendak memulung besi bekas.

Warga Cibalong, Agus Setiawan, yang merupakan kakak kandung korban Rustiawan menyebut para korban bekerja di lokasi peledakan dan diberi upah oleh TNI sebesar Rp150 ribu per hari.

Agus menjelaskan mereka mendapat bayaran tersebut sebagai imbalan membuka peluru ataupun selongsong amunisi yang hendak dimusnahkan.

“(Buka) Peluru kecil, buka selongsong. Diupah per hari Rp150 ribu,” ujar Agus.

Ia juga membantah isu yang menyebut warga sengaja memulung besi amunisi untuk kemudian dijual di lokasi pemusnahan amunisi TNI.

Agus mengatakan, para korban bersama warga yang lain baru bekerja ketika diminta saat barang-barang yang hendak dimusnahkan sudah datang di lokasi.

“(Kerjanya) Paling 12 hari beres. Jadi bukan mulung, kami tidak berburu besi bekas dan selongsong. Kami bekerja, kuli,” katanya.

Sementara terkait video viral pemotor yang mendekat ke lokasi ledakan, Agus membenarkan bahwa momen itu terjadi pada hari yang sama saat kejadian.

Akan tetapi, momen itu terjadi pada saat ledakan awal bukan ketika insiden meledaknya detonator yang menyebabkan 13 korban jiwa.

Momen itu terjadi setelah TNI melakukan peledakan amunisi tidak layak pakai. Agus menyebut para pemotor yang ada dalam video hendak bekerja untuk mencari besi dan sisa-sisa amunisi yang terbakar.

Setelah para warga memunguti sisa-sisa amunisi, barulah pihak TNI kembali melakukan peledakan, dengan maksud memusnahkan detonator yang sebelumnya digunakan untuk meledakkan amunisi.

“Yang mungut rombongan kita-kita juga, tapi beda peristiwa. Sebelum kejadian itu,” ujarnya.

Baca Juga:

9 dari 13 Korban Ledakan Amunisi Garut Berhasil Diidentifikasi

Jumlah Korban Ledakan Amunisi di Garut Bertambah Jadi 13 Orang

Sebelumnya Kepala Pusat Penerangan TNI Mayor Jenderal Kristomei Sianturi mengatakan keberadaan warga sipil di area pemusnahan amunisi untuk mengumpulkan sisa-sisa serpihan logam.

Kristomei mengatakan dari informasi yang diperolehnya, sudah jadi kebiasaan apabila ada pemusnahan dengan cara diledakkan banyak warga mendekat.

Sementara Kepala Dinas Penerangan TNI AD Brigadir Jenderal Wahyu Yudhayana mengatakan bagaimana bisa warga sipil mendekat ke lokasi pemusnahan jadi salah satu hal yang tengah diinvestigasi.

(Kaje)

Baca berita lainnya di Google News dan Whatsapp Channel
Berita Terkait
Berita Terkini
Giveaway
Nurmad Kena Report Gegara Giveaway Rp 800 Juta, Natizen: 'Crab Mentality'
Polres Garut
Polres Garut Cek Langsung Lumbung Pangan Demi Menjaga Ketahanan Pangan Rakyat
Pemkot Cimahi Gelar Acara Peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia
Pemkot Cimahi Gelar Acara Peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia
Suara SBY
CEK FAKTA: Geger Rekaman Suara SBY Marahi Kapolri!
mobil listrik terbakar
Ratusan Mobil Listrik China Terbakar di Kapal Laut, Awak Kapal Harus Selamatkan Diri!
Berita Lainnya

1

Mahasiswa Ilmu Komunikasi FISIP Unpas Raih Juara di Ajang Padjadjaran Public Relations Fair (PPRF) 2025

2

Link Live Streaming Timnas Indonesia vs China Selain Yalla Shoot

3

Legislator Kritik Keras Penambangan Nikel Raja Ampat Papua Barat Daya, Melanggar Regulasi!

4

Pengabdian Kepada Masyarakat – UNIBI TALK: Storytelling sebagai Cara Membentuk Personal Branding yang Autentik dan Konsisten Melalui Media Sosial Instagram

5

Menteri PKP Apresiasi Langkah Cepat Gubernur Jabar Dalam Pembangunan Perumahan Rakyat
Headline
Spanyol
Link Live Streaming Spanyol vs Prancis Semifinal UEFA Nations League 2025 Selain Yalla Shoot
Timnas Indonesia
Link Live Streaming Timnas Indonesia vs China Kualifikasi Piala Dunia 2026 Selain Yalla Shoot
pencarian korban longsor cirebon dihnetikan sementara
Bahaya Mengintai, Evakuasi Korban Longsor Tambang Cirebon Dihentikan Sementara
sejarah jam malam
Sejarah Kelam Jam Malam, dari Abad Kegelapan hingga Era Dedi Mulyadi

Dapatkan fitur lebih lengkap di aplikasi Teropong Media.