Komisi IV DPR Cegah Usulan Impor Sapi Perah: Ini Alasannya

Pemerintah Datangkan 100.000 Ekor Sapi Perah dari Brasil
Ilustrasi: Sapi perah (Dok. Kementan RI)

Bagikan

JAKARTA,TM.ID: Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur mengusulkan impor sapi perah untuk mengganti sapi-sapi yang terinfeksi Penyakit Mulut dan Kuku (PMK). Namun Anggota Komisi IV DPR RI Johan Rosihan mengkritisi dan meminta usulan tersebut ditunda.

Usulan impor sapi perah tersebut muncul karena hingga saat ini belum ada solusi yang komprehensif untuk kasus PMK.

Johan menyampaikan sikapnya saat pertemuan Kunjungan Kerja Reses dengan perwakilan Kementerian Pertanian, Kadisnak Jatim dan stakeholder terkait di Balai Besar Veteriner Faema Pusvetma, Surabaya, Jawa Timur, Sabtu (21/10/2023).

Menurut Johan, seharusnya usulan impor tersebut ditahan dulu. Lagi pula masih ada daerah yang berkategori merah untuk kasus PMK.

“Belum ada hijau dan masih kuning saja,” ujar Johan, seperti dilansir Parlementaria, Minggu (22/10/2023).

Dalam kesempatan itu, Kepala Dinas Peternakan Jawa Timur Indah Aryani menjelaskan kebutuhan impor sapi perah dikarenakan dampak PMK di Indonesia kian terasa khususnya bagi para peternak.

BACA JUGA: Pantau Mutu Daging Bappenas Usul Sapi Ternak RI Dipasangi Cip

Menurutnya, walaupun sedang dalam masa recovery, tetapi sapi perah penyintas PMK akan mengalami perubahan produksi susu, di mana hewan tersebut akan sulit untuk kembali seperti saat normal.

Tak hanya itu, PMK juga turut berpengaruh pada kemampuan reproduksi sapi. Sehingga hal tersebut akan mempengaruhi kuantitas produksi.

Sementara itu, Johan mendorong agar sistem pengelolaan ternak di Tanah Air diperbaiki terlebih dahulu sebelum memilih opsi impor.

Menurutnya pemerintah harus mencoba terlebih dahulu mengembangbiakkan sapi perah di dalam negeri.

Langkah tersebut harus dilakukan mengingat awal mula penyebaran PMK di Indonesia karena kecolongan terhadap lalu lintas hewan-hewan ternak dari luar.

Politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) itu menilai bahwa hewan ternak impor berrisiko besar dalam penyebaran penyakit.

Bahkan bukan tidak mungkin selain penyakit mulut dan kuku (PMK), ternak yang didatangkan juga berpotensi membawa penyakit lainnya.

Dengan demikian ia mendesak agar impor sapi perah jangan dilakukan, mengingat kesehatan ternak tersebut tidak dapat diketahui secara pasti.

“Bisa saja di sana klaim sehat, tahu-tahu setelah beberapa waktu sampai di sini (Indonesia) dia sakit. Makanya yang impor ini kita tunda dulu, dan kita lebih mengoptimalkan potensi peternak dalam negeri,” tegasnya.

 

(Aak)

Baca berita lainnya di Google News dan Whatsapp Channel
Berita Terkait
Berita Terkini
KECURANGAN UTBK SNBT 2025-1
Peserta UTBK SNBT Ketahuan Pasang Kamera di Behel Gigi Sampai Kuku, Panitia SNPMB Buka Suara
KECURANGAN UTBK SNBT 2025
2 Hari UTBK-SNBT 2025, Panitia SNPMB Temukan 14 Kecurangan
KPU PSU
KPU Beri Pesan Khusus untuk Calon yang Kalah pada PSU!
jokowi hadiri pemakaman paus-1
Tiba di Vatikan, Jokowi Bawa Surat Pribadi dari Prabowo
Kembangkan Pasar di Asia Tenggara, VinFast Dipastikan Bangun Pabrik di Indonesia Akhir Tahun Ini
Kembangkan Pasar di Asia Tenggara, VinFast Dipastikan Bangun Pabrik di Indonesia Akhir Tahun Ini
Berita Lainnya

1

Bupati Cirebon Luncurkan Program 'DAKOCAN'

2

Daftar Pajak Isuzu Panther, Semua Tipe Lengkap!

3

Kota Bandung Perlu Bangun Sistem Pangan Berkelanjutan

4

Daftar Pajak Kijang Diesel, Semua Tipe Lengkap!

5

UKRI Lakukan Kunjungan ke Teropong Media, Bahas Evaluasi Magang dan Peluang Kolaborasi
Headline
Aleix Espargaro
Kembali ke Lintasan MotoGP Sebagai Wildcard Honda, Aleix Espargaro Mengaku Gugup
Gempa Bumi Guncang Cilacap Jateng
Gempa Bumi M 3,4 Guncang Cilacap Jateng
Prakiraan Cuaca Sejumlah Kota di Indonesia 18 April 2025
Prakiraan Cuaca Sejumlah Kota di Indonesia 25 April 2025
Inter
Kondisi Inter Memburuk, Jalan Barcelona Menuju Final Kian Terbuka

Dapatkan fitur lebih lengkap di aplikasi Teropong Media.