JAKARTA,TM.ID : Direktur Jenderal Pengelolaan Daerah Aliran Sungai dan Rehabilitasi Hutan KLHK Dyah Murtiningsih mengatakan, pihaknya terus berupaya memulihkan daya dukung Daerah Aliran Sungai atau DAS yang membentang dari wilayah hulu sampai pesisir sebagai bagian dari kebijakan mitigasi perubahan iklim.
“Terdapat kurang lebih 12,7 juta hektare lahan kritis di Indonesia dan kurang lebih ada 4.200 DAS yang perlu untuk dipulihkan, yang tentunya juga sangat berpengaruh terhadap perubahan iklim yang saat ini terjadi,” katanya dalam diskusi pojok iklim yang dipantau di Jakarta, Rabu (10/5/2023).
Dalam kerangka mitigasi dan pengurangan risiko perubahan iklim, lanjutnya, pihaknya juga ikut berkontribusi melalui program pengelolaan serta rehabilitasi hutan dan lahan yang diarahkan melalui pendekatan lanskap DAS. Hal itu diwujudkan melalui Rencana Umum Rehabilitasi Hutan dan Lahan DAS, baik untuk ekosistem daratan atau terestrial maupun ekosistem mangrove.
“Perencanaan rehabilitasi hutan dan lahan ini tidak lagi hanya berdasarkan pada lahan kritis semata, tapi juga mempertimbangkan variabel kerentanan air dan daerah rawan bencana, sehingga diharapkan dapat menjalin keterpaduan lanskap dari hulu ke hilir,” ujar Dyah.
Selain kegiatan rehabilitasi hutan dan lahan pada ekosistem daratan atau teresterial, KLHK bersama Badan Restorasi Gambut dan Mangrove (BRGM) juga terus mendorong rehabilitasi mangrove dengan target untuk memulihkan kerusakan lahan mangrove yang berbasis pada kesatuan lanskap mangrove.
BACA JUGA: Pusentasi Donggala, Eksotisme Sumur Raksasa Alami di Sulteng
Dyah mengatakan bahwa mangrove dapat juga menyimpan karbon empat sampai lima kali lipat lebih banyak ketimbang hutan tropis daratan, sehingga mangrove yang sehat dapat berkontribusi besar terhadap penyerapan emisi karbon.
“Tentu saja pengaruhnya ini sangat signifikan terhadap adaptasi perubahan iklim,” ucapnya.
Sepanjang 2022 KLHK telah melaksanakan kegiatan rehabilitasi hutan dan lahan seluas 77.103 hektare serta mendirikan bangunan konservasi tanah dan air sebanyak 2.984 unit.
Selain itu KLHK juga berhasil membangun hutan rakyat dengan Dana Alokasi Khusus (DAK) seluas 16.505 hektare.
Capaian pelaksanaan rehabilitasi hutan dan lahan tak hanya meningkatkan tutupan lahan, kata dia, tetapi juga untuk menahan laju sedimentasi, mengurangi aliran permukaan, serta pemenuhan cadangan karbon dalam rangka pemenuhan target FOLU Net Sink 2030.
(Budis)