BANDUNG, TEROPONGMEDIA.ID — Tekad dan perjuangan kerap menjadi kunci dalam membuka jalan menuju keberhasilan. Inilah yang dibuktikan oleh Muhamad Yani, pemuda asal Cibaliung, Pandeglang, Banten, yang baru-baru ini viral setelah dinyatakan diterima di program magister Harvard University.
Latar belakang Yani jauh dari kemewahan. Ayahnya sehari-hari menjajakan nasi goreng di pinggiran Alun-alun Sukajadi, namun hal itu tidak menghalangi langkahnya mengejar pendidikan tinggi. Melalui akun Instagram-nya, @muhammadyani070901, ia membagikan kabar menggembirakan berupa surat penerimaan dari universitas ternama asal Amerika Serikat itu. Unggahannya dengan cepat menyebar dan mengundang decak kagum dari ribuan warganet.
Dalam unggahan tersebut, Yani mengisahkan perjalanan hidup yang penuh perjuangan. Ia pernah mengalami masa sulit hingga harus tidur di jalan karena tak mampu membayar kontrakan. Meski demikian, semangatnya tak padam. Ia terus menuntut ilmu dan membangun keyakinan bahwa pendidikan adalah jalan keluar dari lingkaran kemiskinan.
Yani kini bersiap menempuh studi S2 di Harvard, tepatnya dalam program Human Development and Education, yang akan dimulai pada Juni 2025. Dalam pernyataannya di media sosial, ia berharap perjuangannya bisa menjadi pengingat bagi anak-anak di daerahnya agar tak takut bermimpi.
“Setiap anak di Cibaliung harus bisa bermimpi tanpa batas. Saya ingin membuktikan bahwa garis takdir bisa diubah, bahwa anak desa pun bisa berdiri di panggung dunia,” tulisnya.
BACA JUGA:
Cerita Inspiratif Mahasiswa Unej, Sebagian Beasiswa KIP-K Jadi Modal Usaha
Cerita Inspiratif Haryo Purwodiningrat, Mahasiswa FK UI yang Keterbatasan Finansial
Perjalanan akademik Yani juga diwarnai kegagalan. Pada tahun 2023, ia sempat ditolak oleh Columbia University. Namun, pengalaman tersebut tidak membuatnya menyerah. Ia terus mencoba hingga akhirnya diterima di Harvard—sebuah pencapaian yang menjadi simbol ketekunan dan konsistensi.
Sebelum menembus Harvard, Yani merupakan mahasiswa Universitas Udayana, Bali. Ia juga aktif dalam berbagai inisiatif sosial. Salah satunya adalah pendirian Leuweung Hub Foundation pada 2022, sebuah gerakan pendidikan alternatif yang telah membantu 287 pelajar di Cibaliung meraih beasiswa S1.
(Virdiya/Usk)