BANDUNG, TEROPONGMEDIA.ID — Ketupat, otak-otak, dan lumpia kini secara resmi tercantum dalam kamus Oxford English Dictionary (OED) edisi Maret 2025.
Ketiga hidangan khas Indonesia ini termasuk dalam 600 kata baru yang diakui secara global, menjadi pencapaian penting bagi masakan Indonesia di dunia internasional.
Keberadaan istilah-istilah ini dalam OED memudahkan pemahaman global tentang kuliner Nusantara.
Ini bukan sekadar penambahan kosakata, melainkan juga bentuk pengakuan terhadap kekayaan budaya dan keunikan rasa Indonesia yang semakin mendunia.
Tahapan Sebelum Masuk ke Kamus OED
Mengutip laman teknokrat.ac.id, pengakuan ini menandai pencapaian penting bagi kuliner Indonesia di panggung global.
Badan Bahasa Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) mengonfirmasi kabar ini melalui unggahan di Instagram resminya.
Menurut lembaga tersebut, masuknya kosakata bahasa Indonesia ke dalam Oxford English Dictionary mencerminkan pengaruh budaya dan linguistik Indonesia yang semakin diakui dunia.
OED tidak asal memilih kata-kata yang masuk. Setiap istilah harus memenuhi kriteria ketat, termasuk bukti penggunaan dalam bahasa Inggris.
Kata ketupat tercatat pertama kali pada 1886 dalam Jurnal Straits Branch Royal Asiatic Society, sementara lumpia muncul pada 1924 di koran Fresno Morning Republican (AS).
Dalam OED, ketupat didefinisikan sebagai nasi yang dibungkus anyaman daun kelapa, dengan variasi pengucapan KET-uh-pat (British English) dan KET-oo-phat (American English).
Lumpia disebut berasal dari serapan bahasa Tagalog, Melayu, Indonesia, dan Belanda (loempia). Sementara otak-otak, hidangan ikan berbungkus daun pisang, pertama kali tercatat di Malaya Tribune (Singapura) pada 1929.
Data OED menunjukkan, lumpia lebih sering digunakan dalam bahasa Inggris modern dengan frekuensi 0,03 kali per juta kata, sementara data otak-otak belum tersedia.
Penambahan ketiga kata ini merupakan bagian dari pembaruan OED yang mencakup 600 entri baru, 47 di antaranya berasal dari bahasa asing, termasuk Indonesia, Malaysia, dan Filipina.
BACA JUGA
Khidmatnya Maca Babad Cirebon di Keraton Kanoman: Warisan Budaya yang Relevan di Era Modern
Sumpah Rektor UPI Diselipi Bahasa Inggris, Wakil Ketua DPR Walkout
Pengakuan ini bukan sekadar soal kosakata, melainkan juga bentuk apresiasi terhadap kuliner dan budaya Indonesia.
Diharapkan, langkah ini dapat memperkenalkan kekayaan Nusantara lebih luas sekaligus memacu upaya pelestarian dan promosi budaya Indonesia di kancah internasional.
(Aak)