BANDUNG, TEROPONGMEDIA.ID — Presiden Indonesia selalu berasal dari Jawa dan sudah 7 kali berganti kepala pemimpin. Pergantian Presiden ini dilakukan dengan cara pemilihan presiden atau pilpres.
Rata-rata mayoritas berasal dari suku Jawa. Ini terbukti jika hanya B.J. Habibie presiden Indonesia yang terhitung non-Jawa. Sedangkan, Soekarno, Soeharto, Gusdur, Megawati, Susilo Bambang Yudhoyono dan Joko Widodo memiliki asal dari Jawa.
Kenapa Harus Selalu dari Jawa?
Melansir Developing Countries Studies Center (DCSC) keyakinan terkait Presiden Indonesia selalu dari Jawa dipicu kenyataan bahwa sepanjang sejarah politik Indonesia, banyak figur bersuku Jawa yang menjadi pemimpin di kelompok-kelompok dominan, baik yang alirannya nasionalis, agamis, maupun komunis.
Ini sama halnya dengan negara lain, di mana ada kelompok yang lebih dominan. Di Amerika Serikat, ada kelompok dominan yang diberi nama WASP (White, Anglo-Saxon, Protestant).
Di Indonesia sendiri kelompok dominan adalah Jawa-Islam-abangan. Sementara jika mengikuti trikotomi ala Geertz seorang Antropolog, maka kelompok dominan masyarakat Jawa dikategorikan menjadi santri-abangan-priyayi.
Di Indonesia diketahui nasionalisme baru yang dibangun sejak awal abad ke-20, dan mencapai puncak peluangnya di akhir Perang Dunia II.
Nasionalisme baru ini menghasilkan konsep keindonesiaan yang berada di atas nasionalisme lama seperti, kejawaan, kesundaan, dan lainnya.
Indonesia merupakan new-nation yang termasuk gabungan sejumlah old-nation, yang sekarang disebut sebagai “etnis” atau “suku-bangsa”. Identitas nation-nation lama itu rupanya berkompetisi satu sama lain.
BACA JUGA: Geser BJ Habibie, Prabowo Subianto Jadi Presiden Tertua di RI
Kejawaan menjadi nation yang mayoritas, artinya pemenang, dan akan mempertahankan hak untuk menjadi pemenang.
Selain itu, sebagian besar pemilih adalah pemilih sosiologis, yang mendasarkan pilihannya terhadap kesamaan identitas kandidat dengan dirinya.
Dengan mayoritas pemilih yang berlatar belakang suku-bangsa Jawa dan beragama Islam maka tak salah jika kandidat dengan latar belakang suku ini sangat mencolok.
Itu mengapa presiden Indonesia ini selalu dari Jawa yang tak banyak orang tahu.
(Kaje/Budis)