Kenapa Makanan Jawa Manis? Ini Pembahasan Detailnya!

makanan Jawa manis
(Okezone travel)

Bagikan

BANDUNG,TM.ID:Kamu pasti pernah bertanya-tanya, mengapa makananan Jawa selalu  manis yang mendominasi? Apakah ini hanya kebetulan semata atau terdapat alasan mendalam di balik rasa yang menggoda ini? Rasa manis dalam makanan khas Jawa ternyata memiliki akar yang dalam dan menarik untuk kita telusuri.

Ini bukan sekadar kebetulan, melainkan hasil dari perpaduan faktor historis, budaya, bahan-bahan lokal, ekonomi, dan sosial. Dalam artikel ini, kita akan memahami lebih dalam mengapa makanan Jawa manis.

1. Gula Aren

Jika kita mengamati dengan seksama, banyak makanan Jawa manis yang menggunakan gula aren sebagai bahan tambahan. Sejarah penggunaan gula aren dalam hidangan Jawa membawa kita kembali pada tradisi dan praktik pengolahan bahan makanan yang telah berlangsung selama berabad-abad.

Penggunaan gula aren dalam hidangan Jawa merupakan warisan yang terjaga dan dilestarikan dari generasi ke generasi. Dengan pertumbuhan pertanian kelapa di wilayah ini, masyarakat Jawa memanfaatkan potensi pohon aren untuk menghasilkan nira, cairan ini berasal dari batang bunga kelapa.

Nira ini kemudian kita olah menjadi gula aren melalui proses perebusan dan penyaringan. Meskipun gula aren sering kita jumpai dalam hidangan seperti gudeg, klepon, dan cenil, rasa manisnya tetap mendominasi. Bahkan dalam dua kue tradisional, klepon dan cenil, gula aren cair meleleh saat digigit. Gula aren bukan sekadar pemanis, tetapi juga menciptakan identitas cita rasa khas dalam hidangan Jawa.

2. Makna Simbolis

Ketika kita mengeksplorasi lebih dalam, kita akan menemukan bahwa banyak hidangan khas Jawa memiliki makna simbolis yang dalam. Makanan Jawa manis tidak hanya menggoda lidah, tetapi juga menjadi perwujudan simbolik dari perasaan bahagia dan kelimpahan.

Rasa manis yang berasal dari gula aren dalam hidangan seperti wajik juga memiliki makna mendalam. Ia menggambarkan harapan agar hubungan dan silaturahmi yang terjalin tetap harmonis. Dalam budaya Jawa, makanan tidak hanya memuaskan selera, tetapi juga menjadi sarana untuk menghargai nilai-nilai yang mengakar dalam masyarakat.

3. Pengaruh Kecap

Sebelum masa penjajahan, keturunan Tionghoa telah tinggal di Pulau Jawa selama berabad-abad, membawa budaya, dan tradisi termasuk dalam hal makanan. Mereka memberikan kontribusi signifikan terhadap beragam hidangan dan teknik memasak di Indonesia, yang masih terasa hingga kini. Salah satu pengaruh yang paling mencolok adalah penggunaan kecap dalam masakan Indonesia.

Kecap manis dan kecap asin sering digunakan untuk memberikan cita rasa khas pada masakan seperti nasi goreng, mi goreng, semur, dan sate. Seiring berjalannya waktu, permintaan tinggi terhadap kecap juga terjadi di Eropa, mendorong VOC untuk memproduksi kecap pada 1973. Pengaruh kecap yang kuat akhirnya memengaruhi kebiasaan makan banyak orang, sehingga sebotol kecap di meja makan hampir menjadi keharusan.

BACA JUGA: Bahaya Konsumsi Makanan Manis Berlebihan

4. Culturestelsel pada Zaman Belanda

Krisis keuangan yang VOC alami akibat Perang Diponegoro pada 1825—1830 membuat Gubernur Jenderal Johannes van den Bosch menerapkan kebijakan culturestelsel atau tanam paksa di Pulau Jawa. Kebijakan ini untuk mengatasi krisis ekonomi pemerintah kolonial Belanda di Hindia Belanda.

Petani wajib menyisihkan sebagian lahan pertanian mereka untuk menanam tanaman komoditas yang menguntungkan, seperti tebu. Hasil panennya akan pemerintah ambil, lalu jual secara internasional. Meskipun menguntungkan untuk VOC, kondisi ini tidak menguntungkan masyarakat Jawa.

Masyarakat Jawa mencari cara untuk bertahan hidup dengan memanfaatkan sumber daya yang ada, termasuk air tebu dari hasil panen. Praktik ini akhirnya membentuk adaptasi masyarakat terhadap kondisi sulit saat itu.

5. Menjamurnya Pabrik Gula

Penerapan tanam paksa dan penanaman tebu yang meluas di Pulau Jawa juga mendorong pertumbuhan industri gula. Kebijakan pemerintah kolonial yang mewajibkan petani menanam tebu untuk kepentingan ekspor menyebabkan peningkatan produksi tebu, terutama di wilayah Jawa Tengah dan Jawa Timur.

Dengan meningkatnya produksi tebu, banyak pabrik gula didirikan di Pulau Jawa untuk mengolah tebu menjadi gula. Meskipun sebagian besar pabrik gula saat ini tidak aktif lagi, Pulau Jawa tetap menjadi produsen gula terbesar di Indonesia. Sejarah panjang gula aren dan pertanian tebu di wilayah ini memengaruhi karakteristik kuliner dan budaya makan yang ada di masyarakat Jawa secara mendalam.

Dengan pemahaman yang lebih mendalam tentang sejarah, budaya, dan faktor-faktor yang memengaruhi rasa manis dalam hidangan khas Jawa, kita dapat lebih menghargai kekayaan kuliner yang ada. Rasa manis bukan hanya tentang cita rasa, tetapi juga tentang warisan dan makna dalam setiap gigitan hidangan lezat ini.

 

(Kaje/Usamah)

Baca berita lainnya di Google News dan Whatsapp Channel
Berita Terkait
Berita Terkini
Pendapat tentang bullying
Ini Pendapat Kak Seto Tentang Bullying, Potensi Non-Akdemik yang Tidak Tersalurkan?
JNE
JNE Terima Penghargaan dari Badan Narkotika Nasional Provinsi DKI Jakarta
Dennis Lim
Pernah Punya Bisnis Kasino, Ini Profil dan Biodata Ustaz Dennis Lim
NIK sebagai NPWP
Peluncuran Layanan Perpajakan Berbasis NIK sebagai NPWP, NPWP 16 Digit, dan NITKU
jarak masjidil haram aqsa
Jarak Masjidil Haram ke Aqsa, Keajaiban Rasulullah Saw Berkat Allah SWT
Berita Lainnya

1

Penuh Drama, Jeman Vs Denmark Berakhir 2-0 di Euro 2024

2

Tyronne del Pino, Pemain Asing Persib Yang Terbuang Kini Mulai Dilirik Bojan Hodak

3

Segini Anggaran Belanja Persib Bandung Jelang Liga 1 2024/2025

4

Swiss Melaju ke Perempat Final Euro 2024 Setelah Singkirkan Italia 2-0

5

Gelombang Protes di Kenya: Tolak Kenaikan Pajak Demi Lunasi Utang IMF
Headline
data polri kena hack
Data Polri Kena Hack, Beredar di Dark Web!
Kronologi Meninggalnya Zhang Zhi Jie
Kronologi Meninggalnya Zhang Zhi Jie di Asia Junior Championship 2024
Korban Tanah Longsor Blitar
Pencarian 6 Jam, 2 Korban Tanah Longsor Blitar Ditemukan Tewas
Spanyol Semifinal EURO 2024
Hancurkan Georgia 4-1, Spanyol Bertemu Jerman di Perempat Final EURO 2024