BANDUNG, TEROPONGMEDIA.ID — Hipotermia adalah kondisi medis serius yang terjadi ketika suhu tubuh menurun secara drastis di bawah 35 derajat Celcius. Normalnya, suhu tubuh manusia berada di sekitar 37 derajat Celcius.
Ketika tubuh kehilangan panas lebih cepat daripada kemampuannya untuk menghasilkan panas, maka berbagai fungsi organ vital seperti jantung, sistem saraf, dan organ lainnya bisa terganggu. Jika tidak segera ditangani, hipotermia dapat berakibat fatal.
Penyebab Hipotermia
Hipotermia bisa terjadi karena berbagai faktor, baik dari lingkungan maupun kondisi tubuh seseorang. Berikut beberapa penyebab hipotermia secara umum:
1. Paparan Suhu Dingin yang Ekstrem
Seseorang yang terpapar suhu dingin dalam waktu lama, seperti saat mendaki gunung atau berada di daerah bersalju tanpa perlindungan yang cukup, berisiko tinggi mengalami hipotermia. Semakin tinggi ketinggian suatu tempat, semakin rendah suhu udaranya, yang membuat tubuh lebih sulit untuk mempertahankan panas.
2. Berendam atau Jatuh ke Air Dingin
Air dapat menyerap panas tubuh lebih cepat dibandingkan udara. Jika seseorang jatuh ke dalam air dingin atau berendam terlalu lama, maka suhu tubuh bisa turun drastis dalam waktu singkat, meningkatkan risiko penyebab hipotermia.
3. Pendingin Ruangan yang Berlebihan
Penyebab Hipotermia berikutnya adalah pendigin ruangan yang berlebihan. Penggunaan AC atau kipas angin dalam suhu yang terlalu rendah, terutama pada orang tua dan bayi, dapat menyebabkan tubuh kehilangan panas lebih cepat.
4. Penyalahgunaan Zat
Alkohol dan obat-obatan terlarang dapat menghambat kemampuan tubuh untuk merasakan dingin, sehingga seseorang bisa tetap berada dalam suhu rendah tanpa menyadari bahwa tubuhnya sudah kehilangan banyak panas.
5. Gangguan Kesehatan dan Metabolisme
Penyebab Hipotermia berikutnya adalah gangguan kesehatan dan metabolisme. Beberapa kondisi medis seperti hipotiroidisme, diabetes, malnutrisi, atau gangguan metabolisme lainnya dapat menyebabkan tubuh kesulitan menghasilkan panas yang cukup.
Gejala Hipotermia
Hipotermia berkembang secara bertahap dan sering kali penderitanya tidak menyadari kondisinya hingga terlambat. Berikut beberapa tanda dan gejala hipotermia:
- Menggigil sebagai respons tubuh untuk menghasilkan panas tambahan.
- Bicara cadel atau bergumam karena fungsi otot melemah.
- Napas menjadi lambat dan dangkal.
- Denyut nadi melemah akibat penurunan aktivitas jantung.
- Kebingungan dan kehilangan koordinasi yang bisa menyebabkan penderitanya jatuh atau tersandung.
- Mengantuk berlebihan hingga hilang kesadaran.
- Kulit menjadi pucat atau bahkan merah terang pada tahap akhir.
Tingkatan Hipotermia
Hipotermia terbagi menjadi beberapa tingkatan berdasarkan keparahannya:
1. Hipotermia Ringan (32–35°C)
- Menggigil
- Bicara tidak jelas
- Gangguan koordinasi ringan
2. Hipotermia Sedang (28–32°C)
- Menggigil berhenti (tanda bahaya)
- Kebingungan dan perilaku aneh
- Napas melambat dan lemah
3. Hipotermia Berat (<28°C)
- Kehilangan kesadaran
- Denyut jantung sangat lemah atau tidak terdeteksi
- Risiko henti jantung
Cara Penanganan Hipotermia
Hipotermia merupakan kondisi darurat medis yang harus segera ditangani. Berikut langkah-langkah pertolongan pertama yang dapat dilakukan:
- Jika memungkinkan, segera pindahkan penderita ke tempat yang lebih hangat dan kering.
- Jika pakaian korban basah, segera ganti dengan pakaian kering untuk mencegah kehilangan panas lebih lanjut.
- Selimuti penderita dengan selimut tebal atau jaket hangat. Jangan gunakan sumber panas langsung seperti air panas atau penghangat listrik, karena bisa menyebabkan shock.
- Jika penderita masih sadar, berikan minuman hangat (bukan alkohol atau kafein) untuk membantu meningkatkan suhu tubuh.
- Jika penderita tidak bernapas atau denyut nadinya tidak terdeteksi, segera lakukan CPR dan hubungi bantuan medis.
BACA JUGA:
Pencegahan Hipotermia
Agar terhindar dari hipotermia, lakukan langkah-langkah berikut:
- Kenakan pakaian yang sesuai dengan suhu lingkungan, terutama saat berada di daerah bersuhu rendah.
- Gunakan lapisan pakaian (layering) untuk menjaga suhu tubuh tetap stabil.
- Hindari pakaian basah yang dapat meningkatkan kehilangan panas tubuh.
- Batasi waktu paparan di lingkungan dingin dan pastikan selalu memiliki perlindungan yang cukup.
- Bawa perlengkapan darurat saat bepergian ke daerah dingin, seperti selimut thermal, korek api, dan makanan tinggi energi.
- Jaga asupan makanan dan minuman agar tubuh tetap memiliki energi untuk menghasilkan panas.
(Kaje/Budis)