Kemenkes: Ada Korelasi Kuat DBD dengan Fenomena El Nino

dbd
Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular, Direktorat Jenderal P2P, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI, dr. Imran Pambudi, menyebutkan adanya korelasi kuat antara kasus demam berdarah (DBD) dengan fenomena el nino.(web)

Bagikan

JAKARTA,TM.ID : Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular, Direktorat Jenderal P2P, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI, dr. Imran Pambudi, menyebutkan adanya korelasi kuat antara kasus demam berdarah (DBD) dengan fenomena el nino yaitu peningkatan suhu permukaan laut yang mempengaruhi kekeringan panjang di Indonesia. Kasus demam berdarah cenderung meningkat sesaat setelah peningkatan indikator el nino.

Imran menjelaskan, siklus dua tahunan el nino berkorelasi kuat dengan kasus demam berdarah karena curah hujan dan tren suhu juga tergantung pada indikator el nino.

“Ketika berada di daerah panas, nyamuk menjadi semakin ganas. Selain itu, penularan demam berdarah juga dipengaruhi oleh suhu yaitu semakin tinggi suhu akan memperpendek hari siklus. Artinya, frekuensi nyamuk untuk mengisap lebih banyak dan meningkatkan kemampuan penularan,” kataImran di Jakarta, Minggu (5/2/2023).

Menurut Imran, kasus demam berdarah terbanyak terjadi pada Januari dan Februari dan beranjak naik pada musim hujan akhir tahun. Dalam lima tahun terakhir, Indonesia memiliki rerata kasus demam berdarah sebesar 121.000 kasus per tahun dengan angka kematian mencapai 666 kasus per tahun.

Mengacu data Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Eropa atau The European Centre for Disease Prevention and Control (ECDC) per Januari, terdapat total sebanyak 3.766.153 juta kasus demam berdarah dengue di dunia dan menyebabkan kematian hingga 3.582 kasus. Indonesia berada pada peringkat keempat dengan 94.355 kasus, sementara kasus tertinggi terjadi di Brazil (2.182.229), Vietnam (325.604), Filipina (201.509), dan India (110.473).

BACA JUGADBD di Kota Bandung Capai 4.500 Kasus

Brazil memiliki kematian tertinggi akibat demam darah sebanyak 929 kasus, disusul Indonesia 853 kasus, Filipina 656 kasus, Vietnam 112 kasus, dan terakhir India 86 kasus.

“Lima puluh persen kasus demam berdarah terjadi pada anak umur 0-14 tahun. Lima provinsi dengan sebaran tertinggi ada di Provinsi Jawa Barat, Jawa Timur, Jawa Tengah, Sumatera Utara dan DKI Jakarta,” kata Imran.

Sejak kasus pertama demam berdarah muncul di Surabaya dan Jakarta, Pemerintah telah melakukan upaya pencegahan dan penanggulangan. Beberapa upaya tersebut di antaranya gerakan nasional larvasida, fogging fokus, kelambu dan 3M, serta pemberantasan sarang nyamuk.

Pemerintah, kata Imran, juga melakukan revitalisasi kelompok kerja bersifat lintas-sektoral, piloting implementasi teknologi nyamuk ber-wolbachia, dan imunisasi. Selain itu, Pemerintah juga terus menggalakkan Juru Pemantau Jentik (Jumantik) Sekolah, Jumantik Lingkungan, Saka Bakti Husada dan melibatkan guru serta mahasiswa untuk berperan dalam pengendalian demam berdarah.

“Melalui gerakan Satu Rumah Satu Jumantik diharapkan ini semua dapat berjalan. Kami juga tetap melibatkan Saka Bakti Husada untuk anak-anak usia 15-18 tahun atau SLTA,” tutupnya.

(Budis)

 

Baca berita lainnya di Google News dan Whatsapp Channel
Berita Terkait
Berita Terkini
KPK Cegah Yasonna dan Hasto ke Luar Negeri
Terkait Kasus Dugaan Suap PAW, KPK Cegah Yasonna dan Hasto ke Luar Negeri
Ciwalk Bandung
Tempat Liburan Akhir Tahun yang Beda di Bandung
Sopir Truk Kecelakaan Maut Bus Rombongan Pelajar di Tol Pandaan jadi Tersangka
Sopir Truk Kecelakaan Maut Bus Rombongan Pelajar di Tol Pandaan jadi Tersangka
Tyronne del Pino Singgung Soal Dampak Menurunnya Kondisi Fisik
Tyronne del Pino Singgung Soal Dampak Menurunnya Kondisi Fisik Terhadap Performa Permainan Persib
Tiket reguler premium Solo Safari
Cari Tahu Perbedaan Tiket Reguler dan Premium Solo Safari!
Berita Lainnya

1

Anggota Komisi 2 DPRD Jabar Imbau Masyarakat Aware Terhadap Konsumsi Makanan dengan Kadar Gula Tinggi

2

Daftar Pajak Isuzu Panther, Semua Tipe Lengkap!

3

Aktivitas Kawah Sileri Gunung Dieng Meningkat, Masyarakat dan Wisatawan Tidak Masuki Wilayah Radius 500 Meter

4

Gunung Mas Group (GMG) dan LKP Bina Ilmu Gelar Pelatihan Operator Dump Truck ke-2 yang Didukung Disnakertrans Malut

5

Hampir Mirip, Ini Perbedaan Gejala Herpes dan Gigitan Tomcat
Headline
Legislator Minta Perusahaan Penumpah Zat Kimia di Padalarang Diberi Sanksi Berat
Legislator Minta Perusahaan Penumpah Zat Kimia di Padalarang Diberi Sanksi Berat!
Gabriel Martinelli Bisa Jadi Opsi Arsenal Ganti Bukayo Saka
Gabriel Martinelli Bisa Jadi Opsi Arsenal Ganti Bukayo Saka
Manchester United Siapkan Pengganti Rashford
Manchester United Siapkan Pengganti Rashford
Man City Incar Kiper Sensasional Juventus
Man City Incar Kiper Sensasional Juventus

Dapatkan fitur lebih lengkap di aplikasi Teropong Media.