Kebakaran Terjadi Dekat Kutub Utara, Kiamat Makin Dekat?

Penulis: distopia

Kebakaran Kutub Utara
Ilustrasi. (Freepik)
[galeri_foto] [youtube_embed]

Bagikan

JAKARTA, TEROPONGMEDIA.ID — Kebakaran hutan melanda Arktik, sebuah wilayah di sekitar Kutub Utara Bumi. Bencana ini menjadi kebakaran besar yang terjadi ketiga kalinya dalam lima tahun terakhir.

Menurut laporan pemantau perubahan iklim Uni Eropa, Copernicus, emisi karbon dari kebakaran hutan sepanjang Juni merupakan yang tertinggi ketiga selama dua dekade terakhir, yaitu sebesar 6,8 mega ton karbon.

Dalam sebuah pernyataan yang dirilis Kamis (27/6), Copernicus melaporkan suhu udara yang lebih tinggi dan kondisi yang lebih kering di Sakha, Rusia, menjadikan kondisi ideal untuk kebakaran hutan begitu terjadi percikan api.

Melansir kantor berita Rusia Tass, Wakil Menteri Ekologi, Pengelolaan dan Kehutanan di wilayah tersebut mengatakan, lebih dari 160 kebakaran hutan berdampak hampir pada 460.000 hektare lahan hingga 24 Juni.

Universitas Exeter mengatakan bahwa kawasan Arktik adalah “titik nol perubahan iklim”.

“Meningkatnya kebakaran hutan di Siberia merupakan tanda peringatan yang jelas bahwa sistem penting ini sedang mendekati titik kritis iklim yang berbahaya,” katanya, dikutip dari BBC, Kamis (4/7/2024).

“Apa yang terjadi di Arktik tidak hanya berhenti di situ saja,” tambahnya, seraya menambahkan bahwa kebakaran ini adalah peringatan untuk melakukan tindakan segera.

Prof Guillermo Rein, Profesor Ilmu Kebakaran, Imperial College London, menyebut kebakaran ini sebagai ‘monster’ perubahan iklim yang makin besar.

“Satu dekade yang lalu, kebakaran hutan di Arktik dianggap sebagai peristiwa langka dan hampir tidak pernah diteliti. Sekarang hal ini terjadi di semua sesi musim panas dan semakin meningkatnya bekas luka bakar,” ujarnya.

Ketika perubahan iklim meningkatkan suhu Arktik, kebakaran hutan bergeser ke utara dan membakar hutan boreal dan tundra dan melepaskan sejumlah besar gas rumah kaca dari tanah organik yang kaya karbon.

Mark Parrington, ilmuwan senior di CAMS, mengatakan kondisi yang menyebabkan terjadinya kebakaran saat ini serupa dengan yang terjadi pada kebakaran tahun 2019 dan 2020.

Pada tahun 2021, kebakaran hutan juga melanda Sakha tetapi intensitasnya tidak sehebat kebakaran tahun 2020 dan 2019.

Di satu sisi, es laut di Arktik telah menyusut dengan cepat sejak tahun 1980an.

(Dist)

Baca berita lainnya di Google News dan Whatsapp Channel
Berita Terkait
Berita Terkini
Nok Nang Dermayu 2025 - Dok Pemkab Indramayu
Nok Nang Dermayu Siap Bersaing di Moka Jabar 2025
Pendanaan Konservasi Laut
Pemerintah Luncurkan Inovasi Pendanaan Kawasan Konservasi Laut Pertama di Dunia
BYD M6
Kiprah Manis BYD M6 Selama 1 Tahun di Indonesia, Laris karena ini!
Ikan Nila Sakti Cirebon - Dok Pemkab Cirebon
Nila Sakti, Ikon Baru yang Menghidupkan Geliat Perikanan Cirebon
32ec9c2ca3dd557e474e4e74820e7934
Vlad’s App dan Ambisi Rusia Membangun Kedaulatan Digital Nasional
Berita Lainnya

1

Mengawal Janji Konstitusi: Pendidikan Dasar Gratis Untuk Siapa?

2

Viral HMPV: Ketahui Penyebab Infeksi Saluran Pernapasan dan Pencegahannya

3

Pattern Recognition dalam Psikologi Kognitif: Mekanisme, Fungsi, dan Faktor yang Mempengaruhinya

4

Coding dan AI: Senjata Belajar di Era Society 5.0

5

KDM Resmi Buka MTQH ke-39, Bupati Bandung: Terima Kasih Pak Gubernur Atas Kepercayaannya Sebagai Tuan Rumah
Headline
Piala Presiden 2025 Akan Digelar di Dua Stadion, Berikut Jadwal Lengkapnya 
Piala Presiden 2025 Akan Digelar di Dua Stadion, Berikut Jadwal Lengkapnya 
pemprov jabar utang BPJS Kesehatan
Ridwan Kamil Wariskan Utang BPJS Kesehatan Rp 300 M, Pemprov Jabar Kelabakan
PM Israel sebut Iran ingin bunuh donald trump
PM Israel Sebut Iran Ingin Bunuh Donald Trump
Gunung Gamalama Alami Peningkatan Aktivitas Kegempaan dengan Ancaman Bahaya Lontaran Material Kawah
Gunung Gamalama Alami Peningkatan Aktivitas Kegempaan dengan Ancaman Bahaya Lontaran Material Kawah

Dapatkan fitur lebih lengkap di aplikasi Teropong Media.