BANDUNG, TEROPONGMEDIA.ID — Menanggapi kasus naiknya penyakit akibat gigitan nyamun Aedes Aegypt hingga menyebabkan menderita penyakit Chikungunya, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bandung mengimbau masyarakat jangan panik.
Sebab, Chikungunya merupakan penyakit yang akan sembuh dengan sendirinya dan tidak menyebabkan kematian.
“Berbeda dengan DBD jadi jangan panik meskipun tidak panik bukan berarti abai terhadap penyakit, tetap harus diperiksa ke puskesmas terdekat,” kata Kepala Dinkes Kota Bandung, Anhar Hadian, Selasa (4/2/2025).
Menurutnya, dampak sakitnya pun juga ada, selain itu, dampak sosial, ekonomi hingga dampak lainnya pun juga ada.
“Dampak keluarga, jadi ikut repot mengurus yang sakit, apalagi rasa sakit yang ditimbulkan oleh Chikungunya itu sangat luar biasa sampai penderitanya nyeri sendinya sangat luar biasa,” ucapnya
“Sampai kalau ke kamar mandi kalau yang parah itu harus merangkak dari tempat tidur nya saking sakitnya,” sambungnya.
Oleh karena itu, meskipun tidak mengebabkan kematian, masyarakat tetap harus mengakses pelayanan kesehatan, ke dokter untuk mendapatkan pelayanan dan obat-obatan.
“Artinya mesikupun tidak menyebabkan kematian tetap harus mengakses pelayanan kesehatan, datang ke puskesmas, datang ke dokter, nanti akan dapat obat-obatan biasanya untuk menghilangkan sakitnya atau untuk menambah daya tahan tubuh,” ujarnya
Selain itu, Anhar juga mengaku, penyakit Chikungunya lebih cepat menular dibandingkan dengan DBD.
BACA JUGA: Dinkes Kota Bandung Waspadai Trend Kenaikan Kasus DBD
“Jadi meskipun mereka bersaudara, Chikungunya mah lebih cepat menular, akan tetapi bedanya DBD lebih lambat menular tapi berpotensi menyebabkan kemarian,” katanya
Oleh karena itu, Anhar mengimbau, untuk segera melapor ke puskesmas terdekat jika terjadi lonjakan kasus Chikungunya, kemudian lakukan penyemprotan fogging. Tetapi disertai dengan PSN juga.
“Kalau di daerah tersebut banyak kasus Chikungunya segera laporkan, ini kalau sudah banyak kasus boleh meminta fogging karena fogging itu tujuannya membunuh nyamuk dewasa, tapi PSNnya juga harus tetap dilaksanakan,” pungkasnya.
(Rizky Iman/Usk)