Jerman Hapus Hari Libur Demi Dongkrak Ekonomi, Apa Kabar Cuti Bersama Indonesia?

Penulis: distopia

hari libur jerman
Ilustrasi. (Freepik)
[galeri_foto] [youtube_embed]

Bagikan

JAKARTA, TEROPONGMEDIA.ID — Pemerintah Jerman tengah menggodok rencana berani dengan menghapus satu hari libur nasional demi meningkatkan produktivitas ekonomi. Rencana ini mencuat di tengah kekhawatiran soal rendahnya jam kerja rata-rata pekerja Jerman dibandingkan negara maju lainnya.

The Economics melaporkan pada Rabu (11/6/2025), bahwa pada 2023 pekerja Jerman hanya bekerja rata-rata 1.343 jam per tahun dan jadi yang terendah di antara negara-negara ekonomi besar. Sebagai perbandingan, pekerja Amerika Serikat mencatatkan 1.705 jam per tahun, sementara Yunani bahkan mencapai 1.897 jam.

Kepala Institut Ifo di Munich, Clemens Fuest mengatakan, penghapusan satu hari libur bisa menaikkan Produk Domestik Bruto (PDB) Jerman hingga €8 miliar (sekitar Rp140 triliun) per tahun. Fuest menyebut langkah ini penting untuk mendanai investasi pertahanan dan infrastruktur yang mendesak.

Saat ini, Jerman memiliki sembilan hari libur nasional, ditambah berbagai hari libur regional yang berbeda-beda di tiap negara bagian. Contohnya, Negara Bagian Thuringia memiliki “Hari Anak Sedunia” dan Saxony merayakan “Hari Doa dan Peringatan”. Bavaria bahkan memimpin dengan 13 hari libur.

Baca Juga:

Profil PT Gag Nikel yang Tetap Diberi Izin Tambang Nikel di Raja Ampat

RM dan V BTS Selesai Wamil, Saham HYBE Terbang Ke Langit!

Kondisi ini menyebabkan ketidaksinkronan antarwilayah yang mengganggu aktivitas ekonomi, seperti pengiriman logistik lintas negara bagian yang terganggu karena salah satu wilayah sedang libur.

Para pelaku bisnis menyambut baik usulan penghapusan hari libur, bahkan beberapa di antaranya mendorong agar dua hari libur dihapus. Namun serikat buruh Jerman menyatakan penolakan keras terhadap rencana tersebut.

Sebagai perbandingan, Denmark pada 2023 memutuskan menghapus “Hari Doa Besar”, hari libur keagamaan yang jatuh pada Jumat keempat setelah Paskah, untuk membiayai peningkatan belanja militer. Meski sempat menuai protes besar-besaran, pemerintah tetap melanjutkan kebijakan itu. Langkah serupa bisa jadi dibutuhkan Jerman jika ingin mengubah budaya kerja dan meningkatkan daya saing ekonominya.

(Dist)

Baca berita lainnya di Google News dan Whatsapp Channel
Berita Terkait
Berita Terkini
xf23mmf28_productpage_0001-1
Fujinon XF 23mm F2.8 R WR Resmi Diperkenalkan, Lensa Pancake Ringan Harga Rp8 Jutaan
Polres Tasikmalaya Panen Raya Jagung Capai 15 Ton
Lahan Tidur di Bantul Berbuah Sembilan Ton Jagung per Hektare
Wali Kota Cimahi Ngatiyana - Dok Pemkot Cimahi
Pemerintah Kota Cimahi Memasuki Tahap Akhir Verifikasi Kota Layak Anak (KLA)
14ab2ae0-e186-11e9-afe6-a5aff6af6d28
Kamaru Usman Kembali ke Kelas Welter, Hadapi Joaquin Buckley di UFC Fight Night 15 Juni 2025
Konferensi Resilience 2025 - Dok Pertamina Foundation
Kolaborasi Global di RESILIENCE 2025: Alam Jadi Kunci Ketahanan Iklim
Berita Lainnya

1

Peringati Hari Lingkungan Hidup, PLN Dorong Kesadaran Kolektif Masyarakat dengan Gelar Aksi Bersih dan Salurkan Drop Box

2

Program CSR PT Satria Piranti Perkasa Berikan Dukungan untuk Panti Asuhan di Karawang

3

Pengaruh Media Sosial dalam Kehidupan Sinden

4

Ketika Warna Memiliki Rasa dan Suara Memiliki Rupa: Eksplorasi Kognitif Persepsi Sinestesia

5

Minim Penerangan dan Picu Kriminalitas, Legislator Dorong Penambahan Lampu dan CCTV di Arcamanik
Headline
Pergerakan Tanah Purwakarta
Pergerakan Tanah Purwakarta Ancam Tol Cipularang
Terancam Gagal Panen, Sawah Petani di Cianjur Diserang Wereng
Terancam Gagal Panen, Sawah Petani di Cianjur Diserang Wereng
anak terlantar di pasar kebayoran lama-1
Bocah Ditelantarkan di Kebayoran Lama Hari ini Jalani Operasi Tulang
Indonesia vs Iran
Link Live Streaming Timnas Indonesia vs Iran AVC Women’s Nations Cup 2025 Selain Yalla Shoot

Dapatkan fitur lebih lengkap di aplikasi Teropong Media.