BANDUNG, TEROPONGMEDIA.ID — Setiap peremuan akan mengalami siklus haid atau menstruasi yang berbeda. Haid juga memiliki beberapa jenis gangguan yang perlu diwaspadai.
Siklus setiap perempuan berbeda-beda, ada yang selalu tepat waktu, ada juga yang mengalami siklus haid yang tidak teratur. Gangguan ini dapat muncul dalam berbagai bentuk, seperti menstruasi terlambat atau terlalu cepat, perdarahan berlebihan atau terlalu sedikit, hingga durasi haid yang berlangsung terlalu lama atau terlalu singkat.
Melansir dari halodoc, rata-rata, siklus haid berlangsung 21–35 hari dengan durasi perdarahan 2–8 hari. Ketidakteraturan biasanya disebabkan oleh ketidakseimbangan hormon estrogen dan progesteron. Lalu, apa saja jenis gangguan haid yang perlu diwaspadai?
Jenis Gangguan Haid yang Perlu Diwaspadai
1. Dismenorea
Dismenorea ditandai dengan nyeri hebat selama menstruasi, terutama pada hari pertama dan kedua. Gejala yang muncul meliputi kram di perut bawah yang menjalar ke punggung dan paha, sakit kepala, mual, hingga muntah.
2. Menorrhagia
Menorrhagia terjadi ketika perdarahan haid terlalu banyak hingga mengganggu aktivitas sehari-hari. Kondisi ini juga menyebabkan menstruasi berlangsung lebih dari 7 hari dan meningkatkan risiko anemia dengan gejala seperti lemas dan pucat.
3. Amenorea
Amenorea adalah kondisi di mana wanita tidak mengalami menstruasi. Terdapat dua jenis amenorea:
- Primer: Wanita belum pernah haid hingga usia 16 tahun.
- Sekunder: Wanita berhenti haid selama 3 bulan atau lebih meski sebelumnya sudah menstruasi.
4. Premenstrual Dysphoric Disorder (PMDD)
PMDD merupakan bentuk parah dari premenstrual syndrome (PMS). Selain nyeri dan kram, gejala PMDD meliputi sakit kepala, lemas, kecemasan, mudah marah, hingga perubahan suasana hati drastis.
Penyebab Nyeri Haid
1. Perubahan Hormon
Ketidakseimbangan hormon, terutama saat pubertas atau di tahun-tahun awal menstruasi, sering memengaruhi siklus haid.
2. Polycystic Ovary Syndrome (PCOS)
PCOS terjadi ketika sel telur tidak matang dan menyerupai kista. Kondisi ini dapat menyebabkan siklus haid menjadi tidak teratur dan kesulitan untuk hamil.
3. Kanker Indung Telur
Kanker ovarium dapat memengaruhi jumlah dan durasi perdarahan haid. Namun, diagnosis kanker membutuhkan pemeriksaan lebih lanjut.
4. Kista Ovarium
Kista yang terbentuk akibat hormon siklus haid dapat menyebabkan nyeri berlebih saat menstruasi atau bahkan tidak menimbulkan gejala sama sekali.
5. Penggunaan Kontrasepsi
Kontrasepsi hormonal, seperti pil, suntikan, atau implan, dapat mengubah siklus haid. Sementara itu, alat kontrasepsi dalam rahim (IUD) dapat meningkatkan perdarahan atau nyeri saat haid.
6. Obesitas
Lemak berlebih meningkatkan produksi estrogen, yang dapat mengganggu ovulasi dan membuat siklus haid tidak teratur.
7. Gangguan Hormon Tiroid
Tiroid yang tidak berfungsi normal, baik hiper maupun hipotiroid, dapat memengaruhi durasi dan volume perdarahan menstruasi.
8. Stres
Stres berat memicu peningkatan hormon kortisol yang dapat menekan fungsi indung telur, sehingga menyebabkan haid tidak lancar atau bahkan tidak terjadi sama sekali.
9. Premenopause
Tahap menuju menopause ini menyebabkan siklus haid semakin jarang hingga berhenti sepenuhnya. Premenopause biasanya dimulai pada usia 40-an.
BACA JUGA: Tata Cara Mandi Wajib Setelah Haid: Panduan Lengkap untuk Muslimah
Itulah sejumlah jenis gangguan dan penyebab haid yang menimbulkan rasa nyeri di perut. Jika anda mengalami masalah menstruasi yang berkelanjutan atau gejala yang mengganggu, sebaiknya segera konsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat.
(Virdiya/Aak)