BANDUNG, TEROPONGMEDIA.ID — Perayaan Tahun Baru Imlek tak hanya diramaikan dengan tradisi dan kemeriahan, tetapi juga dikelilingi berbagai pantangan yang diyakini dapat memengaruhi keberuntungan di tahun mendatang.
Kepercayaan terkait pantangan ini telah diwariskan secara turun-temurun dalam budaya Tionghoa, dengan harapan menjaga keharmonisan, keberuntungan, dan kemakmuran sepanjang tahun baru.
Pantangan saat Merayakan Imlek
Berikut delapan pantangan yang harus dihindari selama perayaan Imlek.
1. Mencuci Pakaian
Pada hari pertama dan kedua Tahun Baru Imlek, masyarakat Tionghoa tidak mencuci pakaian karena hari-hari tersebut diperingati sebagai kelahiran dewa air. Aktivitas mencuci pakaian dianggap sebagai bentuk ketidakhormatan terhadap dewa air, yang dalam tradisi kuno dipercaya sebagai simbol kekayaan.
2. Mengonsumsi Bubur dan Daging Saat Sarapan
Bubur sering diasosiasikan dengan kemiskinan, sehingga menghidangkannya pada pagi hari Imlek dianggap tidak membawa keberuntungan. Selain itu, menghindari konsumsi daging menjadi bentuk penghormatan terhadap dewa-dewa serta peringatan akan pentingnya menghargai kehidupan hewan.
3. Mengucapkan Kata-Kata Negatif
Selama perayaan Imlek, masyarakat Tionghoa menghindari ucapan bernada kasar atau negatif, seperti pembicaraan tentang kemiskinan, kematian, penyakit, dan hal-hal yang tidak menyenangkan.
Sebagai gantinya, mereka menggunakan kata-kata yang positif dan penuh harapan untuk menarik energi baik sepanjang tahun.
4. Menggunakan Pisau dan Gunting
Benda tajam seperti pisau dan gunting dianggap membawa simbol konflik dan kesialan. Menggunakannya selama Imlek diyakini dapat memicu pertengkaran atau membawa bencana di masa depan, sehingga masyarakat menghindari penggunaannya.
5. Menyapu dan Membuang Sampah
Menyapu lantai atau membuang sampah saat Imlek dipercaya dapat “membuang” kekayaan dan keberuntungan dari rumah. Karena itu, aktivitas ini dihindari selama perayaan berlangsung agar kemakmuran dan berkah tetap tinggal di rumah.
6. Memotong atau Mencuci Rambut
Larangan ini berasal dari kesamaan bunyi antara kata “rambut” dengan “fa cai,” yang berarti “menjadi kaya” dalam bahasa Mandarin. Memotong atau mencuci rambut pada saat Imlek dianggap dapat menghalangi rezeki yang akan datang.
7. Memberikan Angpao Bernilai Ganjil dan Berangka 4
Angka ganjil, terutama angka 4, dihindari saat memberikan angpao karena pelafalan angka 4 dalam bahasa Mandarin terdengar mirip dengan kata “mati.”
Angka ini dianggap membawa pertanda buruk, sehingga masyarakat Tionghoa lebih memilih angka genap yang melambangkan harmoni.
8. Wanita Menikah Pulang ke Rumah Orang Tua
Tradisi ini melarang wanita yang telah menikah untuk mengunjungi rumah orang tua selama Tahun Baru Imlek. Kepercayaan ini muncul karena diyakini kunjungan tersebut dapat membawa dampak buruk bagi kondisi ekonomi keluarga suami.
BACA JUGA: 10 Ucapan Imlek 2025 Menggunakan Bahasa Mandarin, Inggris dan Indonesia
Setiap pantangan dalam perayaan Imlek mencerminkan nilai-nilai tradisional yang sarat makna. Meski terkesan sederhana, pantangan-pantangan ini memiliki makna mendalam yang terus dihormati sebagai bagian dari budaya dan tradisi masyarakat Tionghoa.
(Virdiya/Aak)