BANDUNG, TEROPONGMEDIA.ID — Presiden Joko Widodo (Jokowi) melakukan peninjauan hasil panen raya jagung di Kabupaten Sumbawa, Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB). Pada peninjauan tersebut, presiden menggaris bawahi pentingnya kestabilan harga, saat terjadi suplai jagung yang melimpah.
“Harga yang sebelumnya Rp7.000 sekarang sudah turun menjadi Rp4.200. Baik untuk peternak tapi kurang baik untuk petani. Ini lho menjaga keseimbangan seperti ini yang tidak mudah,” ujar Presiden dalam keterangannya, mengutip kemendagri, Jumat(3/5/2024).
Ia juga menegaskan, bahwa disetiap daerah produktivitas jagung harus meningkat. Hal ini, karena pentingnya untuk meningkatkan pendapatan dan keuntungan bagi para petani.
“Misalnya kayak di sini pakai benih tangguh hasilnya tadi saya tanya 7-8 ton, kalau yang bisi juga sama bisa 7, 8, 9 ton. Nah produksinya harus itu, tapi ada yang di bawah 5 ton. Nah itu yang dengan harga Rp4.200 itu nggak nutup,” kata Presiden.
Jokowi juga berharap terdapat keseimbangan antara permintaan dan penawaran, serta harga jagung dapat meningkat. Presiden Indonesia tersebut, memberi instruksi untuk melakukan perhitungan dengan baik kepada para jajarannya.
“Kemarin kita sudah hitung-hitung dan kita dorong tapi kalau suplainya terlalu besar demand-nya tetap itu hukum pasarnya harga pasti turun karena oversupply,” ucap Presiden.
BACA JUGA: Kejagung Geledah Rumah Harvey Moeis, Ternyata Masih ada Mobil Mewah
Kemudian, Jokowi juga memerintahkan jajarannya untuk mendorong industrialisasi di bidang pertanian. Dalam hal ini, sebagai upaya pemerintah dalam menjaga kestabilan harga.
“Hilirisasi ini memang yang terus akan kita dorong sehingga harga itu bisa lebih stabil, kalau ada industri harga akan lebih stabil. Tapi kalau jauh dari sini harus dibawa ke Jawa, dari sini harus dibawa ke Jawa Barat, ya memang cost-nya kemakan banyak di transpor,” kata Presiden.
(Vini/Budis)