JAKARTA,TM.ID: Situs web pasukan pertahanan Israel (IDF) merilis sebuah pernyataan terkait penggunaan teknologi kecerdasan buatan (AI) Habsora (The Gospel) untuk memilih target di jalur Gaza, Sabtu (2/12/2023).
Mantan Kepala IDF, Aviv Kochavi mengungkapkan, bahwa AI yang digunakan pasukan Israel adalah mesin yang menghasilkan data secara masif. Lebih efektif dibandingkan manusia dan mampu menerjemahkan target serangan.
“IDF punya kemampuan seperti dalam film The Matrix yang menyediakan intelijen real-time. Setiap brigade kini memiliki aparat intelijen canggih,” ucapnya melansir CNBC Indonesia.
Kochavi juga menyatakan, di antara semua revolusi teknologi yang dimiliki IDF, kemungkinan AI akan menjadi yang paling radikal untuk efektifitas tempur.
BACA JUGA: Israel Tak Mau Bantuan Kemanusiaan Jatuh ke Hamas
Untuk diketahui, Tiga tahun yang lalu, telah dibentuk suatu unit khusus yang disebut Direktorat Sasaran. Unit tersebut terdiri dari ratusan perwira dan tentara yang didukung oleh kemampuan AI. Menurut Kochavi, mengenang dalam “Operation Guardian of the Walls”, ia dapat menghasilkan sebanyak 100 target baru saat setelah AI di aktifkan.
IDF mengklaim bahwa serangan 11 hari di Gaza yang dikenal sebagai “Operation Guardian of the Walls” itu disebut sebagai perang AI pertama kali di dunia yang dilakukan pada tahun 2021. Serangan tersebut dilaporkan telah menewaskan 261 warga Palestina dan melukai 2.200 orang.
(Budis)