Ini Masukan dari Bos Jawa Pos Agar Media Massa Tidak Tergeser Medsos

DPRD Kota Medan, Sumatera Utara mendukung penuh larangan perilaku penyuka sejenis lesbian, gay, biseksual dan transgender (LGBT) menjadi Rancangan Peraturan Daerah (Ranperda).(foto:web)

Bagikan

MAKASSAR, TM.ID : Pemilik Jawa Pos Grup yang juga akademisi, Dahlan Iskan menegaskan, agar media massa tidak ditinggalkan pembacanya, maka modal utama harus menjaga tingkat kepercayaan pembaca atau publik.

Dahlan menegaskan pula, kepercayaan publik terhadap media massa bahkan harus lebih tinggi dari media sosial (medsos) agar tidak mengalami disrupsi.

“Kepercayaan terhadap media mainstream atau media arus utama harus lebih tinggi dari media sosial,” kata Dahlan di sela Pengukuhan Doktor Erniwati di Bidang Ilmu Komunikasi, Universitas Hasanuddin, Makassar, Sulawesi Selatan, Rabu (11/1/2023).

Dahlan selaku penguji eksternal mengatakan, perlu dukungan SDM jurnalis yang berkualitas yang mampu menghadirkan informasi atau berita aktual, akurat dan sesuai dengan kebutuhan pembacanya.

“Dalam hal ini, peran media harus menjadi dan melakukan agenda setting dengan pertimbangan kebutuhan dari pembaca atau publik,” katanya.

BACA JUGA: Dewan Pers: Jurnalis Berperan Cegah Paham Radikalisme

Sementara itu, Dr Erniwati yang juga adalah jurnalis senior Harian Fajar ini mengatakan, dewasa ini fenomena disrupsi merambah semua lini kehidupan, termasuk media arus utama.

Menurut dia, hampir semua kegiatan dan aktivitas manusia dipengaruhi oleh kemajuan teknologi. Media konvensional yang tetap setia dengan gaya lamanya perlahan bakal kehilangan peminat.

Dalam situasi disrupsi ini, kata dia lagi, di tengah banyaknya media online yang bisa dengan cepat menyebarkan berita tanpa melalui kajian mendalam tentang akurasi dan kebenaran infomasi, media arus utama (mainstream) bisa menjadi bagian penting yang menjaga marwah jurnalistik.

Surat kabar yang tetap memegang teguh prinsip-prinsip kerja jurnalistik berdasarkan kode etik memiliki kekuatan sebagai penyeimbang kebebasan informasi dan maraknya berita hoaks.

Termasuk media arus utama memegang peranan penting dalam menangkal informasi-informasi ujaran kebencian di tengah maraknya hoaks di era kebebasan informasi berbasis internet.

Karena itu, lanjut Erniwati, dari penelitian yang dilakukan di dua media terbesar di Sulawesi Selatan yakni Harian Fajar yang merupakan Jawa Pos Grup dan Harian Tribun Timur dari Pers Daerah Kompas Grup diketahui, kedua media arus utama ini harus beradaptasi dengan era digital agar tidak ditinggalkan pembacanya.

“Hal itu penting dilakukan sebagai upaya konvergensi menghadapi era disrupsi teknologi pada kompetitor pasar di era globalisasi informasi,” katanya pula.

(Budis)

Baca berita lainnya di Google News dan Whatsapp Channel
Berita Terkait
Berita Terkini
jetour g700
Jetour Pamerkan Jetour G700, SUV Amfibi!
Boruto Season 2
Setelah 2 Tahun Vakum, Boruto Comeback dengan Season 2!
Peran Utama Film Gundik
Awalnya Bukan Luna Maya! Anggy Umbara Bocorkan Fakta di Balik Pemilihan Peran Utama Film Gundik
noel sidak
Viral, Noel Dicueki saat Sidak Kantor di Pekanbaru: Kayak di Surabaya?
MPL ID
MPL ID x NBA, Saat Esports dan Basket Bersatu di Satu Arena
Berita Lainnya

1

Bupati Cirebon Luncurkan Program 'DAKOCAN'

2

Gedung BPJS Kesehatan Cempaka Putih Jakarta Pusat Kebakaran, 19 Unit Mobil Pemadam Dikerahkan

3

Daftar Pajak Isuzu Panther, Semua Tipe Lengkap!

4

Daftar Pajak Kijang Diesel, Semua Tipe Lengkap!

5

Kronologi Kebakaran Gedung BPJS Kesehatan Cempaka Putih Jakarta
Headline
pemain sirkus OCI
Kisah Tragis Mantan Pemain Sirkus OCI, Disetrum Hingga Makan Kotoran
Mahasiswa HI Unair
Tembus KBRI Turki! Mahasiswa HI UNAIR Ungkap Serunya Magang di Ankara
ASN jakarta wajib naik angkutan umum
Pergub Terbaru, ASN Jakarta Wajib Naik Angkutan Umum Tiap Rabu!
bukalapak defisit
Bukalapak Defisit Rp 10 Triliun, BEI Pertanyakan Keputusan Buyback Saham

Dapatkan fitur lebih lengkap di aplikasi Teropong Media.