JAKARTA, TEROPONGMEDIA.ID — Pemerintah Inggris resmi memesan 12 unit pesawat tempur F‑35A dari Amerika Serikat (AS) untuk memperkuat pasukan angkatan udara dan berpartisipasi dalam misi nuklir berbasis pesawat NATO.
Keputusan tersebut diumumkan Perdana Menteri Inggris, Keir Starmer, di sela persiapan Sidang Puncak NATO, Rabu (25/6/2026) .
Komitmen terhadap NATO dan Pencegahan Nuklir
Starmer menegaskan, pengadaan F‑35A adalah bagian dari strategi pertahanan baru dalam “era ketidakpastian radikal”.
Ia menyerukan negara–negara anggota NATO untuk mengambil langkah serupa demi menjaga keamanan Euro-Atlantik.
“Kita tidak bisa lagi menganggap remeh perdamaian,” ujar PM Starmer, melansir The Asia Live.
Pembelian ini dipandang sebagai salah satu penguatan postur nuklir terbesar Inggris sejak era Perang Dingin, karena F‑35A mampu membawa bom B61‑12—bagian dari program berbagi nuklir NATO.
Langkah ini juga berdampak signifikan terhadap ekonomi domestik, menciptakan sekitar 20.000 lapangan kerja, serta menyerap 15 % rantai pasokan global secara lokal .
Reaksi dan Kontroversi
Sementara itu, laporan media internasional seperti The Times menyebut ada kekhawatiran soal “keterikatan AS” yang bisa mengakibatkan pesawat F‑35 remote-disabled melalui sistem seperti kill switch—meski Pentagon membantahnya dan Inggris merasa cukup mandiri dalam pemeliharaan F‑35 karena statusnya sebagai salah satu negara Tier 1 penyumbang program.
Unite, serikat pekerja Inggris, memperingatkan bahwa dominasi F‑35 dapat mengganggu masa depan pembuat jet Tempest generasi keenam dan menekan industri Eurofighter domestik. Namun, pemerintah menilai F‑35 memiliki keunggulan teknologi dan efisiensi biaya dibandingkan Typhoon.
Pengumuman ini mengikuti Strategic Defence Review (SDR) 2025, yang menetapkan kebijakan “NATO first” dan meningkatkan kesiapan militer Inggris. Dokumen tersebut mengidentifikasi ancaman signifikan dari Rusia dan China, serta memperkirakan pengeluaran militer mencapai 2,5 % dari PDB pada 2027.
Jet F‑35A direncanakan berbasis di RAF Marham dan RAF Lakenheath yang merupakan tempat penyimpanan potensial bom B61‑12 US. Sistem Weapons Storage and Security System (WS3) sedang diperbaharui guna mendukung misi nuklir udara.
(Dist)