Inflasi RI Turun ke 2,61%, Rupiah Malah Melemah

Penulis: distopia

rupiah inflasi
Ilustrasi. (teropongmedia.id)

Bagikan

JAKARTA,TM.ID: Rupiah terpantau melemah pasca manufaktur China terkontraksi dan indeks dolar AS (DXY) menguat, padahal inflasi di Indonesia berhasil melandai lebih baik dari perkiraan.

Melansir dari Refinitiv, mata uang Garuda pada akhir perdagangan kemarin, Selasa (2/1/2024) berada di angka Rp15.465/US$ atau terdepresiasi 0,45%. Hal ini berbanding terbalik dari penguatan yang terjadi pada penutupan perdagangan Jumat (29/12/2023) sebesar 0,13%.

Sementara DXY pada kemarin pukul 14.52 WIB naik 0,12% menjadi 101,45. Angka ini lebih tinggi dibandingkan penutupan perdagangan Jumat (29/12/2023) yang berada di angka 101,33.

Pelemahan rupiah kemarin terjadi pasca data aktivitas manufaktur (PMI) China tercatat masih berada di zona kontraksi tepatnya di level 49.

Pada Minggu (31/12/2023), China telah merilis PMI manufaktur NBS yang menunjukkan kembali menurun berada di level 49 untuk periode Desember atau lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya yang berada di angka 49,4 maupun ekspektasi pasar di angka 49,5.

BACA JUGA: IHSG Lesu di Perdagangan Awal 2024, Ternyata ini Penyebabnya

Kontraksi ini merupakan dampak dari aktivitas pabrik selama tiga bulan berturut-turut dan laju tertajam dalam enam bulan terakhir. Hal ini disebabkan oleh lemahnya pemulihan akibat pelemahan properti, risiko deflasi, dan meningkatnya tantangan global.

Aktivitas ekonomi China yang terus melambat berdampak negatif bagi ekspor-impor termasuk neraca dagang Indonesia terhadap China maupun secara total.

Selain itu, nilai tukar rupiah tertekan cukup dalam selama 2023. Secara rata-rata, rupiah mencapai Rp15.255/US$ atau di atas asumsi makro dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) yaitu Rp14.800/US$.

“Nilai tukar kita Rp15.255/US$ ini menunjukkan lebih lemah dibanding asumsi yang Rp14.800/US$,” kata Menteri Keuangan

Sri Mulyani Indrawati dalam konferensi pers APBN Kita di Gedung Djuanda, Kementerian Keuangan, Selasa (2/1/2024).

Salah satu alasannya akibat kebijakan bank sentral AS (The Fed) yang terus mengetatkan suku bunganya bahkan hingga empat kali dengan total sebesar 100 basis poin (bps).

Alhasil, kuatnya DXY mendorong investor untuk berinvestasi di AS daripada di emerging market seperti Indonesia. Atau dengan kata lain terjadinya capital outflow dari Indonesia.

Adapun kemarin Badan Pusat Statistik (BPS) mengungkapkan penurunan laju inflasi Indonesia pada 2023 dipicu oleh tren melemahnya inflasi inti.

Diketahui, nilai inflasi sepanjang 2023 sebesar 2,61% yoy, Inflasi ini merupakan inflasi terendah sepanjang 20 tahun terakhir. Adapun, komponen inti tahunan mengalami inflasi sebesar 1,80% yoy, dari data BPS, komponen ini memberikan andil 1,1% yoy.

Di lain sisi, dari dalam negeri sentimen terkait pertumbuhan ekonomi 2023 juga akan mempengaruhi pergerakan mata uang Tanah Air. Pasalnya, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dalam konferensi pers realisasi APBN 2023, Selasa (2/1/2024) mengatakan ekonomi Indonesia diperkirakan akan tumbuh 5,05% pada 2023.

Laju pertumbuhan tersebut akan di bawah target APBN yakni 5,3%.
Melesetnya target pertumbuhan pada tahun lalu menjadi tren negatif pemerintahan era Joko Widodo (Jokowi) yang hampir selalu gagal memenuhi target pembangunan.

Selama sembilan tahun memimpin Indonesia secara penuh (2015-2023), Jokowi hanya mampu memenuhi target pertumbuhan pada 2022. Itupun dengan catatan yakni karena basis pertumbuhan pada 2021 sangat rendah.

Teknikal Rupiah

Secara teknikal, dalam basis waktu per jam rupiah kembali bergerak dalam tren sideways pasca ada pelemahan pada kemarin. Terdekat, rupiah potensi menguji resistance yang berada di Rp15.480/US$, posisi tersebut didapatkan dari garis rata-rata selama 200 jam atau moving average 200 (MA200).

Kendati demikian, jika ada pembalikan arah menguat pelaku pasar bisa mencermati support terdekat di Rp15.390. Posisi ini didapatkan dari garis horizontal berdasarkan low candle yang pernah diuji 29 Desember 2023.

(Dist)

Baca berita lainnya di Google News dan Whatsapp Channel
Berita Terkait
Berita Terkini
Silat Cimande abah khaer
Misteri Pendekar Silat Cimande: Jejak Abah Khaer yang Tak Terungkap
Desa Sehat Cirebon
Desa Bakung Lor Kabupaten Cirebon Jadi Percontohan Desa Sehat
Bule Eropa belajar silat Cimande
Ketika Belasan Bule Eropa Belajar Jurus Kuno Silat Cimande di Kampung Tarikolot Bogor
Fetty Anggraenidini
Gencar Sosialisasi Perda, Fetty Anggraenidini Ajak Warga Katulampa Kembangkan Ekonomi Kreatif
Jelang LHormati Wacana Penggunaan 11 Pemain Asing di Liga 1 Musim Depan, Persib Siap Menyesuaikan Diriga Persib vs Barito, Polisi Perketat Keamanan
Hormati Wacana Penggunaan 11 Pemain Asing di Liga 1 Musim Depan, Persib Siap Menyesuaikan Diri
Berita Lainnya

1

Ini Syarat dan Cara Daftarkan Anak ke Barak Militer

2

Daftar Pajak Isuzu Panther, Semua Tipe Lengkap!

3

Menkes Sebut Gaji Rp15 Juta Lebih Pintar dan Sehat Dibanding Gaji Rp5 Juta?

4

Strategi Cost Leadership

5

Longsor Menutup Akses Jalan Sersan Badjuri Cihideung
Headline
Real Madrid
Link Live Streaming Sevilla vs Real Madrid La Liga 2024/25 Selain Yalla Shoot
Tim SAR Gabungan Evakuasi Kecelakaan Kapal Perahu Nelayan Saindung Sabapa 59 Terbalik di Perairan Cikakap
Tim SAR Gabungan Evakuasi Kecelakaan Perahu Nelayan Saindung Sabapa 59 Terbalik di Perairan Cikakap
Arsenal
Link Live Streaming Arsenal vs Newcastle Selain Yalla Shoot
bocah kembar bunuh santri
Gegara Sandal, Bocah Kembar Nekat Bunuh Santri di Lampung

Dapatkan fitur lebih lengkap di aplikasi Teropong Media.