BANDUNG, TEROPONGMEDIA.ID – Turnamen bulutangkis paling bergengsi di Asia, China Open 2025 World Tour Super 1000, kembali menjadi panggung pembuktian para atlet elite dunia.
Dari Indonesia, dua wakil tampil menonjol: Jonatan Christie dan pasangan muda ganda campuran Jafar Hidayatullah / Felisha Alberta Nathanie Pasaribu, yang sama-sama menunjukkan mental juara dan semangat pantang menyerah.
Jonatan Christie tampil solid di babak 32 besar saat menghadapi pebulutangkis asal Singapura, Jason Teh Jia Heng. Tanpa banyak kesulitan, Jojo sapaan akrab Jonatan menyelesaikan laga hanya dalam dua gim dengan skor 21-17, 21-12 di Olympic Sports Center Gymnasium, Changzhou, Rabu (23/7).
“Puji Tuhan hari ini bisa bermain lebih baik dari minggu lalu. Saya merasa lebih percaya diri dan bisa bermain lebih all out, meskipun kondisi angin dan shuttlecock cukup menantang,” ,” ujar Jonatan melalui laman resmi PBSI.
Kepercayaan diri Jojo saat ini sedang tinggi-tingginya. Di babak 16 besar, ia akan menghadapi wakil Prancis Christo Popov, yang sebelumnya menyingkirkan wakil tuan rumah, Lei Lan Xi. Laga ini menjadi kesempatan besar bagi Jojo untuk melanjutkan langkahnya di turnamen berhadiah USD 2 juta atau sekitar 32 miliar rupiah.
Di sektor ganda campuran, pasangan muda Jafar Hidayatullah / Felisha Alberta Nathanie tampil penuh determinasi dan mengejutkan dunia. Mereka berhasil menyingkirkan unggulan keenam yang juga pasangan kawakan asal Malaysia, Goh Soon Huat / Shevon Lai Jemie, lewat laga dramatis tiga gim: 18-21, 24-22, 21-15.
Padahal mereka sempat berada di ujung kekalahan, tertinggal 17-20 di gim kedua. Namun keberanian dan fokus membuat mereka mampu membalikkan keadaan, bahkan menang meyakinkan di gim ketiga.
“Sudah tinggal satu poin lagi kalah, tapi kami bersyukur masih diberi kesempatan untuk menang,” ujar Felisha.
Kemenangan kedua wakil Indonesia ini bukan semata soal teknik atau fisik. Lebih dari itu, daya juang, ketenangan, dan keyakinan dalam tekanan menjadi elemen penting di lapangan.
Baik Jojo maupun Jafar/Felisha menunjukkan bahwa atlet Indonesia tak hanya bisa berbicara banyak di level dunia, tetapi juga sanggup mengatasi tekanan situasi kritis.
Dengan performa seperti ini, harapan untuk melihat wakil Merah Putih berjaya di turnamen level Super 1000 pun semakin terbuka.
Selangkah demi selangkah, kemenangan dibangun dari kepercayaan diri, strategi, dan semangat pantang menyerah.
(Budis)