BANDUNG, TEROPONGMEDIA.ID — Pelatih Persib Bandung, Bojan Hodak sampaikan pandangannya terkait keberhasilan Timnas Indonesia U-17 menembus Piala Dunia U-17 dengan status peserta. Menurut Bojan Hodak, keberhasilan ini tak lepas dari peran Ketua Umum PSSI, Erick Thohir.
Baginya, keberadaan Erick Thohir di pucuk pimpinan organisasi memberi dampak besar. Ia melihat, Erick merupakan sosok yang faham betul membenahi sepak bola lebih cepat. Salah satunya ialah kemampuan melakukan investasi jangka panjang.
BACA JUGA:
Diprioritaskan Timnas Curacao, Gervane Kastaneer Diminta Fokus Bersama Persib Sebelum Tatap Gold Cup
Ini Tujuan Persib Bandung Gelar Halal Bihalal
“Saya katakan apa adanya. Setelah Erick Thohir mengambil alih, dia adalah orang yang ingin berinvestasi, dia ingin melakukan sesuatu untuk negara,” buka Bojan kepada awak media.
Meski dalam pengaplikasiannya, keputusan Erick Thohir menuai pro dan kontra, Bojan menilai semuanya berjalan secara terukur. Bahkan keberadaan pemain keturunan Belanda juga memberikan wajah yang lebih baik bagi sepak bola Indonesia di mata dunia.
“Anda bisa lihat banyak yang mengeluh soal pemain-pemain dari Belanda, tapi mereka semua adalah orang yang memiliki keturunan. Mereka semua setengah Belanda, setengah Indonesia, dan itu sah,” terang pelatih asal Kroasia tersebut.
Apalagi keputusan Erick yang menaturalisasi para pemain keturunan juga merupakan tindakan yang tak melanggar hukum. Hal itu juga sudah tertera di dalam aturan FIFA dan itu berhasil dimanfaatkan Erick untuk berakselerasi memperbaiki sepak bola Indonesia.
“Orang tua mereka berasal dari Indonesia, atau kakek-nenek mereka, dan itu adalah aturan yang diizinkan FIFA. Jadi bagi saya, semua itu tidak ada masalah,” imbuhnya.
Namun yang harus digaris bawahi ialah cara Indonesia dalam mengembangkan pemain-pemain di usia muda. Pasalnya hal ini selalu menjadi kendala bagi banyak negara di Asia. Oleh karenanya, Indonesia harus mulai melakukannya demi menjaga regenerasi di masa yang akan datang.
“Ini hal yang baik. Satu-satunya hal sekarang adalah Indonesia harus fokus pada pengembangan usia muda. Ini adalah masalah seluruh Asia, bukan hanya Indonesia.” tutupnya.
(RF/Usk)