JAKARTA,TM.ID : Indonesia akan bisa mempercepat upaya transisi energi ke energi baru terbarukan (EBT) melalui kerja sama Just Energy Transition Partnership (JETP) yang disepakati di KTT G20 tahun 2022.
Hal itu ditegaskan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan dalam unggahan di akun Instagram pribadinya @luhut.pandjaitan di Jakarta, Jumat (17/2/2023).
Luhut pun menyambut baik didirikannya Sekretariat JETP di Indonesia guna mendukung target iklim Indonesia yang ambisius melalui upaya kolaboratif dan pembiayaan oleh mitra internasional terkait. JETP sendiri telah menyatakan komitmen untuk memobilisasi pembiayaan awal publik dan swasta sebesar 20 miliar dolar AS dalam 3-5 tahun ke depan.
“Dengan niat baik itulah tepat di hari Rabu lalu, Sekretariat JETP didirikan sebagai tanda dimulainya milestone penting investasi iklim terbesar sepanjang sejarah untuk satu negara. Sekretariat ini nantinya akan mengelola pelaksanaan harian transisi energi di Indonesia yang rendah karbon, berkelanjutan, dan yang pasti berkeadilan serta bermanfaat pada pertumbuhan ekonomi Indonesia dengan menciptakan banyak lapangan kerja,” kata Luhut.
“Dengan dukungan dari IPG (International Partner Group), saya yakin kami dapat mempercepat transisi EBT tanpa mengganggu pertumbuhan ekonomi Indonesia,” imbuh Luhut.
JETP atau lebih dikenal sebagai Kemitraan Transisi Energi yang Berkeadilan adalah upaya bersama-sama lintas negara, dalam menghadapi tantangan perubahan iklim dan menjalankan transisi ke sistem energi yang berkelanjutan.
BACA JUGA: Luhut: Tahun 2045 Indonesia Tak Lagi Impor Bahan Bakar Fosil
Kemitraan tersebut sejalan dengan tujuan dari Paris Agreement untuk mendorong penggunaan EBT dan melepaskan diri dari ketergantungan energi fosil.
“Sebagai negara berkembang yang kaya akan sumber Energi Baru dan Terbarukan, Indonesia sudah pasti membutuhkan dukungan dalam melakukan perubahan sistem energi yang berkelanjutan,” katanya.
Luhut mengatakan kemitraan tui nantinya bertujuan untuk mempercepat transisi menuju sistem energi yang rendah karbon di Indonesia, sembari mendorong perkembangan ekonomi dan inklusi sosial.
JETP menjadi skema pembiayaan transisi energi yang berkeadilan kepada masyarakat dan kelompok rentan yang terdampak langsung oleh proses transisi energi di sebuah negara.
“Dukungan teknis, keuangan, dan kapasitas untuk mempercepat penyebaran energi terbarukan dan meningkatkan efisiensi energi membuat JETP menjadi satu-satunya kemitraan pendanaan iklim multilateral terbesar,” kata Luhut Pandjaitan.
Sekretariat JETP akan beroperasi mulai Jumat (17/2/2023), dan akan mulai mengerjakan tugas-tugasnya.
Beberapa kegiatan yang nanti akan menjadi kegiatan utama JETP, yakni yang pertama tentunya pengembangan energi bersih, secara khusus untuk energi terbarukan. Yang kedua adalah percepatan pensiun PLTU batubara, dan yang ketiga adalah program-program untuk membantu peningkatan efisiensi energi.
(Budis)