BANDUNG, TEROPONGMEDIA.ID — Harga Saham Gabungan akan bergerak stagnan hari ini. Pada akhir pekan kemarin, IHSG ditutup turun 0,74 persen ke level 7.161. hal tersebut diungkapkan oleh, Analis pasar modal memperkirakan Indeks.
Mengutip laporan RRI, Penurunan IHSG masih disertai dengan net sell (jual bersih) investor asing sebesar Rp284 miliar. Saham yang paling banyak dijual asing adalah BBRI, BMRI, BBNI, TLKM, dan GOTO.
“Efek outflow (aliran keluar modal asing. masih terjadi setelah Trump terpilih sebagai presiden AS. Hari ini IHSG berpotensi bergerak sideways (stagnan) cenderung melemah, menunggu keputusan BI rate di Rabu nanti,” kata Head of Reatil Research BNI Sekuritas, Fanny Suherman, Senin (18/11/2024).
Level support IHSG diperkirakan bergerak di rentang 7.090-7.130. Sedangkan level resist IHSG bergerak di rentang 7.190-7.220.
Bursa saham global juga dipengaruhi oleh sentimen ketidakpastian dari The Fed. “Ketua The Fed Jerome Powell mengatakan tidak perlu terburu-buru memangkas suku bunga lagi,” ucap Fanny.
Menurut Powell, perekonomian AS masih bertumbuh, pasar tenaga kerja solid, dan inflasi masih di atas target 2 persen. Tetapi data terbaru menunjukkan penjualan ritel AS bulan Oktober naik lebih sedikit dari ekspektasi.
“FedWatch CME Group menyebutkan, probabilitas pemangkasan suku bunga sebesar 25 bps pada Desember kini hanya 42 persen. Sehingga di akhir pekan kemarin, indeks utama di Wall Street ditutup melemah,” ujar Fanny.
Sementara indeks sektor kebutuhan primer konsumen di AS turun 0,8 persen. Penurunan terjadi setelah Trump menyebut akan menunjuk Robert F Kennedy Jr sebagai Menteri Kesehatan dan Layanan Kemanusiaan.
BACA JUGA: IHSG Jumat 25 Oktober Dibuka Menguat, Bergairah Happy Weekend
Pernyataan Powell soal suku bunga, juga membuat indeks saham di Asia-Pasifik ditutup beragam di akhir pekan. Bursa saham Jepang, Hong Kong dan Australia ditutup naik, sementara bursa saham Tiongkok dan Korea Selatan turun.
Di Tiongkok penjualan ritel meningkat 4,8 perse pada Oktober dari tahun lalu, melampaui estimasi. Sementara, produksi industri naik 5,3 persen lebih rendah dari perkiraan.
Di Jepang, pertumbuhan ekonominya di triwulan III-2024 naik 0,3 persen secara tahunan. Sedangkan secara triwulanan naik 0,2 persen sesuai estimasi.
(Usk)