BANDUNG,TM.ID: Masyarakt Indonesia sejak lama sudah menegnal budaya Bukber atau buka puasa bersama saat bulan Ramadhan. Lalu, bagaimana hukum bukber puasa Ramadhan menurut Ustadz Abdul Somad (UAS)? Simak penjelasannya.
Adapun, bukber atau buka bersama adalah berbuka puasa ketika magrib tiba secara bersama-sama. Namun acara bukber ini biasanya hanya dimaksudkan untuk buka puasa bersama teman, sahabat, rekan kerja, atau keluarga besar.
Umumnya, buka bersama diselenggarakan di tempat-tempat khusus seperti cafe, resto, atau tempat tertentu sesuai dengan rencana. Banyak orang yang mengagendakan bukber ini sebagai ajang silaturahim.
USTADZ ABDUL SOMAD 🤩✨
BUKA PUASA MENYAMBUNG SILA -TURAHMI HUKUMNYA SUNNAH
TAPI KALAU SAAT BUKBER NGOMONGIN ORANG BAHKAN NINGGALIN SHOLAT MAGHRIB, HUKUMNYA HARAAM 🔥‼️
_
Astaghfirullah Muhammadiyah LAWSON Ganjar Pranowo Nadin Amizah Palestina 🇵🇸 Allah SWT #DukungHakAngketDPR pic.twitter.com/0qMqMaFQ0P— H Rohta🦉🇵🇸 (@rohta_julian) March 12, 2024
BACA JUGA: Nyari Tempat Bukber Murah di Bandung? Yuk ke Sini Aja!
Hukum Bukber Menurut Ustadz Abdul Somad
Dikutip dari tayangan video berisi ceramah Ustadz Abdul Somad (UAS) dari akun X (twitter) @rohta_julian, UAS menegaskan soal hukum bukber puasa ini. Alih-alih mendapat amal kebaikan, bukber malah bisa berujung keburukan.
Bukber pastinya akan menjadi perbuatan yang tidak diridhoi Allah SWT, apabila orang-orangnya malah lalai akan kewajiban shalat, bergosip, ghibah, dan lainnya.
“Bukber alumni SD, alumni SMP, alumni SMA, smapai persatauan paguyuban, persatuan tetangga, 10 hari tak solat magrib. Gara-gara buka bersama orang lupa shalat, itu bukan ajaran Islam, bukan adab Islam, entah datang dari mana itu,” tegas UAS.
Seandainya, tegas UAS, orang-orang yang berkumpul itu benar-benar menyambung silaturahim, hal itu memang sunnah sebagaimana diajarkan Rasulullah SAW.
Sebaliknya, apabila dengan datang ke acara bukber itu justru malah menimbulkan madharat, maka wajib ditinggalkan.
“Mengambil manfaat (hukumnya) sunnah, menolak madharat itu wajib, karena menolak madharat lebih diutamakan,” pungkas UAS.
(Aak)