BANDUNG, TEROPONGMEDIA.ID — Dalam sebuah penggajian, anggota Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah, Fuad Zein, memberikan penjelasan mengenai pilihan hewan kurban yang baik di antara unta, sapi, dan kambing. Pembahasan ini menjadi penting mengingat perbedaan pandangan di kalangan ulama mengenai hewan kurban yang paling afdhal.
Melansir laman Muhammadiyah, Fuad Zein merujuk pada pendapat mazhab Hanafiyah, Syafi’iyah, Hanabilah, dan Ibnu Hazm, yang menyepakati bahwa berkurban dengan satu unta lebih baik daripada satu sapi, satu sapi lebih baik daripada satu domba, dan satu domba lebih baik daripada satu per tujuh sapi.
Hewan Kurban Utama
Mazhab-mazhab ini sepakat bahwa unta adalah hewan kurban yang paling utama. Hal ini didasarkan pada beberapa alasan berikut:
- Unta lebih besar dan lebih mahal sehingga lebih banyak dagingnya yang dapat dibagikan kepada yang membutuhkan.
- Dalam hadis Nabi Muhammad saw, disebutkan bahwa orang yang datang lebih awal untuk salat Jum’at seakan-akan berkurban dengan unta, menunjukkan keutamaan hewan ini.
Dari perspektif Imam Maliki menganggap, urutan terbaik adalah kambing, kemudian sapi, lalu unta. Hal ini sesuai dengan hadist Anas bin Malik yang menyebutkan, Nabi Muhammad saw selalu memilih yang paling afdhal, dengan mayoritas kurbannya berupa kambing atau domba.
Sedangkan Anas bin Malik meriwayatkan, bahwa Rasulullah saw berkurban dengan dua domba, dan dia sendiri mengikuti praktik tersebut. Hadis ini menunjukkan preferensi Nabi terhadap kambing dalam ibadah kurban.
Meskipun ada perbedaan pendapat di kalangan ulama, Fuad Zein menekankan bahwa pandangan yang menyatakan bahwa unta lebih utama jika mampu, kemudian sapi, dan terakhir kambing, dianggap lebih kuat berdasarkan beberapa alasan.
Pertama, urutan binatang kurban dalam hadis Nabi saw tentang keutamaan lebih awal mendatangi salat Jum’at dimulai dengan unta, lalu sapi, kemudian kambing. Hadis yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah menyebutkan bahwa Rasulullah saw bersabda, “Barangsiapa mandi pada hari Jum’at, kemudian pergi salat pada saat pertama maka seakan-akan ia berkurban unta, barangsiapa pergi pada saat kedua maka seakan-akan ia berkurban seekor sapi, barangsiapa pergi pada saat ketiga maka seakan-akan ia berkurban seekor kambing…” (HR. al-Bukhari dan Muslim).
Kedua, unta lebih besar, lebih mahal, dan lebih banyak dagingnya sehingga lebih bermanfaat bagi kaum muslimin. Dalam konteks distribusi daging kurban, semakin banyak daging yang tersedia, semakin banyak pula orang yang dapat merasakan manfaatnya, terutama mereka yang membutuhkan.
Sesuai Ekonomi Sohibul Kurban
Ketiga, kondisi Rasulullah saw yang sering berkurban dengan kambing atau domba disebabkan untuk meringankan umatnya, mengingat tidak semua orang memiliki unta, tetapi banyak yang memiliki kambing. Hal ini menunjukkan fleksibilitas dalam memilih hewan kurban sesuai dengan kemampuan masing-masing.
Dengan demikian, meskipun ada perbedaan pendapat di kalangan ulama, pandangan Fuad yang merupakan anggota Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah memberikan pemahaman bahwa berkurban dengan unta adalah yang paling utama jika mampu, diikuti oleh sapi, dan terakhir kambing. Hal ini memberikan fleksibilitas bagi umat Islam dalam melaksanakan ibadah kurban sesuai dengan kemampuan masing-masing.
(Saepul/Budis)