Harga Mobil Listrik Bisa Merosot Per 3 Tahun, Ini Penyebabnya

Penulis: Saepul

Ilustrasi (iStock)
[galeri_foto] [youtube_embed]

Bagikan

BANDUNG,TM.ID: Industri mobil listrik menghadapi tantangan signifikan terkait depresiasi harga kendaraan. Sebuah laporan dari The Telegraph, dengan data dari Auto Trader, bahwa mobil listrik atau Battery Electric Vehicles (BEV) mengalami penurunan harga mencapai 23 persen pada tahun lalu.

Data tersebut mencerminkan pangsa pasar mobil listrik yang merosot dari 19,7 persen pada bulan Desember menjadi hanya 14,7 persen pada bulan Januari.

Penyebab Turunnya Harga Mobil Listrik

mobil listrik

BACA JUGA: BYD Launching di Indonesia, Harga Mobil Listrik Bakal Terjangkau?

Berbagai faktor menjadi penyebab depresiasi mobil listrik. Pasar mobil bekas mobil listrik mengalami peningkatan pasokan, terutama karena pemilik awal menjual kendaraan mereka yang lebih lama. Kehadiran merek-merek baru dari Tiongkok juga turut meningkatkan ketersediaan mobil listrik. Hal ini memberikan opsi lebih banyak kepada konsumen, namun dampaknya terasa pada penurunan harga.

Situasi semakin rumit dengan penundaan larangan mobil berbahan bakar bensin baru oleh Downing Street, yang awalnya dijadwalkan akan efektif pada 2030 namun ditunda menjadi 2035 di Inggris. Keterlambatan ini memperlambat adopsi mobil tenaga listrik atau EV.

Menurut Motorway.com, mobil listrik yang dibeli saat ini diperkirakan akan mengalami depresiasi sekitar 50 persen dalam tiga tahun. Sebagai contoh, Tesla Model 3 yang dibeli seharga 39.990 Poundsterling Britania Raya hanya bernilai 19.995 GBP saat dijual. Society of Motor Manufacturers and Traders (SMMT) mencatat peningkatan penjualan mobil listrik sebanyak 90 persen dibandingkan tahun sebelumnya.

Penjualan mobil listrik kategori hybrid (HEV) naik 40 persen, sedangkan plug-in hybrid (PHEV) naik 25,1 persen. Meskipun terjadi peningkatan penjualan mobil bekas, pangsa pasar mobil listrik baru merosot dari 19,7 persen pada Desember 2023 menjadi 14,7 persen pada Januari 2024.

Solusi dari Tantangan

Kepala Eksekutif SMMT, Mike Hawes menyarankan pemotongan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) atas kendaraan listrik baru untuk meningkatkan adopsi.

“Mohon kurangi separuh PPN atas kendaraan listrik baru, sekaligus menjadikan pengisian daya publik semudah dan terjangkau seperti mencolokkan listrik di rumah. Karena ketersediaan infrastruktur ini turut memastikan transisi menuju era EV yang lebih cepat dan adil,” kata Mike Hawes.

Meski terjadi peningkatan penjualan mobil bekas, laporan dari House of Lords memperingatkan bahwa mobil listrik masih belum terjangkau oleh sebagian besar konsumen. Insentif baru, seperti pemotongan PPN atas pungutan publik, diusulkan untuk meningkatkan minat pembeli.

 

(Saepul/Aak)

Baca berita lainnya di Google News dan Whatsapp Channel
Berita Terkait
Berita Terkini
Lisa Mariana
Lisa Mariana Blak-blakan Dirinya 'Simpanan', Bukan 'Ani-ani'
IMG_20250624_002237
PSIM Jogja Berpisah dengan Roken Tampubolon
virus hanta
Penting! Begini Cara Menghindari Virus Hanta
cf6196a2-a25a-4d22-92cf-7bb6593544de
Revitalisasi Teras Cihampelas Dimulai Akhir 2025, Siap Jadi Pusat UMKM dan Wisata Kota Bandung
Kritik An Se Young
An Se Young Jadi Simbol Revolusi Komersial Bulu Tangkis Dunia
Berita Lainnya

1

Christin Bersama Ratusan Kader Bekasi Peringati Bulan Bung Karno

2

Bandung Siapkan Angkot Modern Ber-AC, Supir Digaji Pemkot, Era "Ngetem" Segera Berakhir

3

SPMB 2025 Resmi Dibuka, SMPN 2 Bandung Siap Terima 374 Siswa dengan Mekanisme Tes Online

4

Link Live Streaming AVC Nations Cup 2025 Putra Indonesia Vs Australia Selain Yalla Shoot

5

Wali Kota Bandung Pastikan Tak Ada Transaksi Jual Beli Kursi SPMB, Masyarakat Diminta Aktif Melapor
Headline
BSU CAIR-1
BSU Tahap I Mulai Cair ke 2,45 Juta Pekerja
rupiah melemah, emas melonjak harga emas antam
Duh! Harga Emas Antam Anjlok Rp 10.000 Hari Ini
Gunung Ibu erupsi
Waspada! Gunung Ibu Kembali Erupsi Pagi Ini
Oklahoma City Thunder
Oklahoma City Thunder Raih Gelar Juara NBA 2025 Usai Kalahkan Indiana Pacers

Dapatkan fitur lebih lengkap di aplikasi Teropong Media.