Haidar Alwi: Waspada Operasi Adu Domba, Untuk Memecah Belah Anak Bangsa

Penulis: agus

Mendes Yandri Susanto Bisa Dijerat UU Tipikor
Presiden HAI HAC Tokoh Toleransi Indonesia, Haidar Alwi (Dok. kabariku)
[galeri_foto] [youtube_embed]

Bagikan

JAKARTA,TEROPONGMEDIA.ID — Presiden HAI HAC Tokoh Toleransi Indonesia, Haidar Alwi mengatakan jagat maya dihebohkan dengan isu pembelokan sejarah kemerdekaan Indonesia, yang katanya dilakukan oleh sadah alawiyin keturunan hadramaut Yaman.

“Tersebarnya luas informasi ini mengejutkan masyarakat dan tidak sedikit yang terpengaruh dengan informasi yang disebarkan dan terhasut proyek operasi adu domba ini,” kata Haidar Sabtu (5/10/2024).

Isu anti Arab atau anti keturunan Yaman ini diawali dengan narasi bahwa ba’alawi yang berasal dari hadramaut Yaman didatangkan oleh Belanda untuk membantu mereka menjajah Nusantara.

Benarkah orang Hadramaut dikenal dengan migrasinya ke banyak negara dengan misi perdagangan dan dakwah sebagaimana dikatakan oleh sejarawan Inggris terkemuka Sir Richard Burton:

“matahari tidak terbit di suatu wilayah yang tidak didiami orang hadramaut.”

Lalu bagaimana dengan nusantara?

“Pertama kalangan ba’alawi atau orang-orang Yaman hadir di nusantara bukan karena didatangkan oleh pemerintah kolonial Belanda,” jelas Haidar Alwi.

Sejarawan Inggris lainnya ARB sergen memperkirakan bahwa ba’alawi telah tiba di wilayah Nusantara beberapa waktu sebelum Belanda dan secara bertahap mengendalikan perdagangan pesisir Hindia Belanda. Orang-orang Belanda dan orang-orang Eropa pada umumnya tidak menyukai orang-orang Arab.

Van fluten direktur dalam negeri Hindia Belanda, dalam suratnya menulis orang Eropa di Hindia Belanda semua benci kepada orang Arab, kebencian ini sama saja dengan kebencian orang Eropa terhadap kaum Yahudi.

“Orang Arab yang tinggal di nusantara tidak mendapat simpati dari orang Eropa malah dia menjadi objek kebencian dan permusuhan,” ujarnya.

Semua pegawai termasuk para asisten residen dan kontrolir tetap lebih suka membicarakan persoalan pajak dengan 50 orang Cina daripada mengaturnya dengan satu orang Arab saja.

Vanenberg yang melakukan penelitian tentang orang-orang hadramaut di Hindia Belanda pada akhir abad ke-19, menulis dalam salah satu suratnya kepada Gubernur Jenderal Hindia Belanda, bahwa banyak orang Eropa takut berlebih-lebihan terhadap semua orang yang memakai serban atau yang melaksanakan dengan taat ibadah agamanya.

“Rasa takut ini sering dipupuk oleh tulisan kuasi ilmiah dalam surat kabar dan majalah Populer oleh para keturunan Arab snuk horgonnya menambahkan sehingga Belanda berusaha memperketat dan membatasi ruang gerak mereka,” bebernya.

Dalam pemberitaan, ia mengatakan seandainya undang-undang kita tidak membatasi ruang gerak orang hadramaut itu migrasi, mereka ke Hindia pasti lebih banyak daripada sekarang.

Jika orang-orang Arab didatangkan untuk dipekerjakan oleh Belanda dengan asumsi bahwa mereka dipekerjakan di perkebunan atau industri yang diadakan oleh pemerintah kolonial atau pengusaha Belanda, tentunya mereka perlu menghadirkan orang-orang Arab dalam jumlah yang besar untuk dipekerjakan didalam perkebunan dan industri kolonial yang jumlahnya banyak itu.

Terlebih lagi jika memang betul orang-orang Belanda tidak mau mempekerjakan masyarakat pribumi, masalahnya hal semacam ini tidak disebutkan di sumber-sumber sejarah yang ada dan tidak pernah didiskusikan pula oleh para akademisi.

Hendaknya mereka yang membuat klaim semacam ini menghadirkan bukti dan menunjukkan sumber-sumber yang terpercaya tentang hal ini.

Adapun pekerjaan di pemerintahan hampir sepenuhnya dihindari oleh orang Arab, vanenberg misalnya nya menulis:

“DiPulau Jawa saya hanya mengenal dua pegawai pemerintah yang berasal dari Arab yaitu bupati Magelang dan Patih Brebes keluarga Bupati Cianjur meskipun berasal dari Arab sudah menjadi orang Jawa sehingga tidak mempunyai perasaan seperti orang Arab pada umumnya.”katanya.

Raffles menyebutkan dalam the History Of Java bahwa di antara orang Arab Banyak pedagang tetapi mayoritas adalah ulama. Lalu apakah kita hendak mengatakan bahwa seluruh pegawai pemerintah kaum pribumi sebagai antek Belanda?

Pada abad ke-19 ketika jumlah orang-orang Arab meningkat di Hindia Belanda mereka diharuskan tinggal di distrik yang terpisah di kota-kota besar, dan mereka harus memohon surat jalan untuk bepergian.

BACA JUGA: Haidar Alwi Apresiasi Polri Tangani Kasus Pembubaran Paksa Diskusi Kemang

Menurut dia, kebijakan ini dikenal sebagai weekend stelser dan Passion stelser, mereka biasanya tidak diizinkan atau dipersulit untuk pergi ke kawasan pedesaan yang menjadi pemukiman utama masyarakat pribumi. Mereka tidak ingin masyarakat Arab bercampur dengan masyarakat pribumi, kalaupun ada pengaruh yang mungkin diberikan oleh orang-orang Arab terhadap penduduk pribumi hal itu umumnya dalam bentuk yang tidak disukai oleh Belanda.

Karena itulah pada tahun 1904 snok horgonye menulis, hendaknya jangan dikira bahwa pembatasan pusat perdagangan dan beberapa kota dengan kampung yang khusus dapat menghalangi segala keburukan, justru di tempat-tempat itulah ditemukan orang pribumi biasa yang lebih terpelajar berasal dari segala daerah, dan dari situlah pengaruh Arab lebih berbisa pada kalangan luas daripada keadaan lain.

“Andaikan belum ada orang Arab yang bermukim di nusantara ini maka menjadi kewajiban pemerintah untuk menolak mereka,” ungkapnya.

(Agus Irawan/Usk)

Baca berita lainnya di Google News dan Whatsapp Channel
Berita Terkait
Berita Terkini
Patroli Jam Malam Pelajar Depok - Dok Berita Depok
Lokasi-lokasi Sasaran Patroli Jam Malam Pelajar di Depok
Sri Mulyani Hapus Uang Saku dan Paket Data Kegiatan Rapat ASN Mulai 2026
Sri Mulyani Hapus Uang Saku dan Paket Data Kegiatan Rapat ASN Mulai 2026
Jatuh di kamar mandi
Kenapa Jatuh di Kamar Mandi Bisa Berakibat Fatal? Ini Penjelasannya
United Salvador CR
Buatan Lokal! Sepeda Listrik United Salvador CR Siap Libas Medan Offroad
Perpres untuk Melindungi Anak dari Dampak Negatif Game Online
Lindungi Anak di Dunia Digital, Komdigi Siapkan Sistem Rating Game Nasional
Berita Lainnya

1

Mahasiswa UNIBI Antusias Ikuti Creative Workshop JNE dan Siap Berkarya di JNE Content Competition: Inspirasi Tanpa Batas

2

Suasana Asri di Pesawahan Kaki Gunung Malabar

3

Mulai Juli 2025, Jam Masuk Sekolah di Jawa Barat Ditetapkan Pukul 06.30 WIB

4

Farhan Ingatkan Warga Potong Hewan Kurban di RPH Agar Sesuai Syariat

5

Daftar Pajak Isuzu Panter 2024, Lengkap Semua Tipe!
Headline
Macan Tutul Mati di Garut
Macan Tutul Jawa Langka Ditemukan Mati Terjerat di Garut
Korban pencabulan guru ngaji garut
Polres Garut Buka Posko Pengaduan Korban Pencabulan Guru Ngaji, Hubungi Nomor Ini!
pencarian korban longsor cirebon
Pencarian Hari Keenam: 4 Korban Longsor Cirebon Belum Ditemukan, Tim Pencari Dihantui Longsor Susulan
Creative Workshop JNE Content Competition
Creative Workshop JNE Content Competition "Inspirasi Tanpa Batas" Disambut Semangat Mahasiswa Universitas Bhakti Kencana

Dapatkan fitur lebih lengkap di aplikasi Teropong Media.