BANDUNG, TEROPONGMEDIA.ID — Gunung Merapi terpantau mengeluarkan tujuh kali guguran lava ke arah Kali Bebeng dengan jarak luncur maksimum 1.600 meter. Demikian dilaporkan Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) setelah mengamati sepanjang Sabtu (20/4/2024) pukul 00.00-24.00 WIB.
Menurut BPPTKG, asap kawah bertekanan lemah dengan intensitas tebal dan ketinggian 100 meter di atas puncak kawah. Gunung Merapi juga tercatat mengalami sejumlah kegempaan seperti 48 gempa guguran dan 87 gempa fase banyak.
Kemudian 18 gempa vulkanik dangkal, empat gempa tektonik, dan enam gempa frekuensi rendah. Kepala BPPTKG Yogyakarta, Agus Budi Santoso, merekomendasikan sejumlah potensi bahaya guguran lava dan awan panas di sejumlah tempat.
BACA JUGA: Gunung Ruang Sulawesi Utara Kembali Erupsi, Tinggi Kolom Abu 250 m dari Atas Puncak
“Di sektor selatan hingga barat daya meliputi Sungai Boyong sejauh maksimal lima kilometer,” ujarnya, Minggu (21/4/2024). Kemudian, lanjut Agus, di Sungai Bedog, Krasak, Bebeng sejauh maksimal tujuh kilometer.
Kemudian di sektor tenggara meliputi Sungai Woro sejauh maksimal tiga kilometer dan Sungai Gendol lima kilometer. Sedangkan lontaran material vulkanik bila terjadi letusan eksplosif dapat menjangkau radius tiga kilometer dari puncak.
Berdasarkan pemantauan BPPTKG, suplai magma masih berlangsung dapat memicu terjadinya awan panas guguran di daerah potensi bahaya. Karena itu, Agus mengimbau masyarakat tidak beraktivitas apa pun di daerah potensi bahaya.
Selain itu juga mewaspadai bahaya lahar dan awan panas guguran,terutama saat terjadi hujan di seputar Gunung Merapi. “Jika terjadi perubahan aktivitas yang signifikan, status Gunung Merapi yang kini Siaga 3 akan ditinjau kembali,” ujarnya.
(Usk)