Gunung Kuda dalam Bingkai Folklor: Dari Legenda Hingga Tragedi Longsor yang Terus Berulang

Penulis: Aak

Legenda Gunung Kuda Cirebon
Gunung Kuda Cirebon (Dok. Humas Jabar)
[galeri_foto] [youtube_embed]

Bagikan

CIREBON, TEROPONGMEDIA.ID — Gunung Kuda yang membentang di perbatasan Cirebon dan Majalengka, Jawa Barat, bukan sekadar gundukan tanah dan bebatuan, asa kisah legenda yang sarat akan pesan moral di dalamnya.

Ia menyimpan cerita-cerita yang mengendap dalam lapisan waktu mulai dari mitos, sejarah, hingga duka.

Menurut tutur masyarakat setempat, nama gunung ini berasal dari kisah seorang raja yang mengutuk kuda kesayangannya hingga menjelma menjadi bukit.

Legenda Gunung Kuda terus hidup dalam ingatan kolektif warga, diwariskan dari generasi ke generasi dalam bingkai folklor.

Folklor merupakan warisan budaya masyarakat yang diwariskan dari generasi ke generasi melalui tutur lisan, gerak tubuh, atau alat bantu pengingat.

Sebagai ekspresi budaya tradisional, folklor mencakup beragam bentuk seperti dongeng rakyat, mitos, nyanyian tradisional, sejarah verbal, ungkapan bijak, dan adat istiadat yang mengakar dalam suatu komunitas.

Keberadaannya berfungsi sebagai sarana transmisi nilai-nilai budaya, pembentuk kesadaran sosial, sekaligus media hiburan bagi masyarakat pendukungnya.

Namun Gunung Kuda bukan cuma soal dongeng. Secara geologis, ia merupakan bagian dari kompleks Gunung Ciremai yang telah aktif sejak zaman purba.

Mengutip berbagai sumber, catatan sejarah menuliskan letusan dahsyat pada 1552 yang meninggalkan kaldera besar bekas luka yang masih terlihat hingga kini.

Lerengnya juga menyimpan jejak peradaban masa lalu. Di sana pernah berdiri Candi Ceto, peninggalan Hindu dari abad ke-15, menjadi bukti bahwa tempat ini dulunya adalah pusat spiritual.

BACA JUGA

Longsor Gunung Kuda Cirebon, ESDM Jabar Sebut Sudah Peringatkan Berkali-kali

Polisi Periksa Pemilik Tambang Galian C Gunung Kuda Cirebon Pasca Kejadian Longsor

Eksploitasi Tambang yang Tak Terkendali

Namun, gemuruh alat berat kini menggantikan bisik sejarah. Gunung Kuda dieksploitasi untuk batu andesit, granit, dan marmer.

Penambangan tak terkendali menggerus tubuh gunung, mengabaikan bahaya yang mengintai.

Hingga pada 30 Mei 2025, tanah itu pun menggeliat. Longsor besar terjadi, menelan korban—14 tewas, 8 hilang tertimbun. Bukan kali pertama bencana seperti ini terjadi, tapi seharusnya bisa jadi yang terakhir.

Gunung yang dulu dihormati karena kisahnya, kini dikenang karena nestapa. Sebuah peringatan: alam tak akan diam ketika terus dilukai.

(Aak)

Baca berita lainnya di Google News dan Whatsapp Channel
Berita Terkait
Berita Terkini
hqdefault (1)
Gratis dan Tanpa Ribet, Nobarflix Jadi Favorit Penggemar Bola Se-Indonesia!
Al Ghazali
Jelang Pernikahan Al Ghazali dengan Alyssa Daguise, Ini Peran Ahmad Dhani & Maia Estianty
Momen Prabowo dan Megawati Hadiri Upacara Hari Pancasila Secara Berdampingan
Momen Prabowo dan Megawati Hadiri Upacara Hari Pancasila Secara Berdampingan
Kerjasama Nikel
Kembangkan Ekosistem Nikel, Danantara Jalin Kerjasama dengan Prancis
perbedaan domba dan kambing
Perbedaan Domba dan Kambing, dari Fisik Hingga Kandungan Gizi
Berita Lainnya

1

Aliansi Pedagang Desak Revitalisasi Pasar di Bandung: Pasar Kumuh Harus Segera Dibenahi

2

Di Balik Keramaian

3

Penjaga Roda Terakhir

4

Daftar Pajak Isuzu Panter 2024, Lengkap Semua Tipe!

5

Jam Malam di Bandung Berlaku Hari Ini, Satpol PP dan Dishub Diterjunkan!
Headline
porsche tabrak rush
Laju Kencang Mobil Porsche Tabrak Toyota Rush hingga Terbalik di Tol Surabaya-Gempol
jam malam bandung
Jam Malam di Bandung Berlaku Hari Ini, Satpol PP dan Dishub Diterjunkan!
ukuran rumah bersubsidi diperkecil
Duh, Ukuran Rumah Subsidi Akan Diperkecil?
sekolah jam 6 pagi
LPA Jabar Soroti Kebijakan Anak Sekolah Masuk jam 6 Pagi

Dapatkan fitur lebih lengkap di aplikasi Teropong Media.