BANDUNG, TEROPONGMEDIA.ID — Film pendek Pink Laundry garapan sutradara muda berbakat Khozy Rizal siap menyapa penonton di layar lebar dengan jadwal tayang terbatas di bioskop umum. Film yang dibintangi aktris kenamaan Tatjana Saphira ini akan hadir pertama kali di XXI Senayan City Jakarta pada (31/5/2025), dilanjutkan CGV 23 Paskal Bandung pada (7/6/2025), dan ditutup di XXI Plaza Indonesia Jakarta pada (14/6/2025).
Tak seperti film bioskop pada umumnya, Pink Laundry bisa kamu tonton gratis. Caranya mudah, cukup isi formulir registrasi yang tersedia di akun Instagram resmi @alchemist.fragrance.
Tiket gratis ini tentu menjadi kabar menggembirakan, apalagi buat kamu yang penasaran dengan karya sinematik penuh emosi ini.
Film ini merupakan hasil produksi dari Alchemist Film yang berkolaborasi dengan Palari Films. Fokus cerita yang diangkat cukup menyentuh, yakni dinamika hubungan antara anak perempuan dan ibunya.
Isu keluarga yang sering kali terasa dekat di hati penonton menjadi benang merah dari kisah yang dikemas dengan pendekatan visual yang artistik dan emosional.
“Lewat film ini, kita berusaha menangkap banyak sekali rentang emosi yang sangat luas; ada perasaan sepi, rindu, dan juga dingin tapi hangat,” kata Khozy dalam jumpa pers di kawasan Senayan, Jakarta Pusat, Selasa (27/5/2025).
Sosok Khozy Rizal
Khozy Rizal dikenal sebagai sineas yang piawai memainkan nuansa emosional dalam cerita-ceritanya, dan Pink Laundry tampaknya tak jadi pengecualian.
Dari potongan trailer dan penuturan tim produksi, film ini menjanjikan pengalaman menonton yang menggugah dan penuh makna.
Tatjana Saphira sendiri memerankan karakter utama bernama Indi. Menurut Tatjana, naskah film ini langsung menarik perhatiannya sejak pertama kali dibaca.
“Pas terima skrip dan baca, tertarik sekali karena belum pernah menerima materi seperti ini sebelumnya, yang mengeksplor permasalahan antara ibu dan anak,” ungkap Tatjana.
Baca Juga:
Film Komedi ‘GJLS: Ibuku Ibu-ibu’ Siap Gebrak Bioskop 12 Juni!
Sinopsis Pink Laundry
Kisah Pink Laundry bermula dari sosok Indi yang sudah lama hidup mandiri dan jauh dari rumah. Kehidupannya yang tenang mendadak terguncang ketika ia menerima pesan dari ibunya seseorang yang telah meninggalkannya sejak kecil tanpa kejelasan. Perasaan lama yang terkubur pun perlahan muncul kembali.
Puncaknya terjadi saat Indi sedang mencuci pakaian dan menemukan sebuah sweter berwarna pink milik sang ibu.
Temuan sederhana ini membawa Indi kembali pada memori-memori lama yang selama ini ia simpan rapat-rapat. Sweter itu menjadi simbol dari luka, rindu, sekaligus harapan yang terpendam.
Film ini tak hanya menjadi tontonan, tapi juga ruang refleksi buat para penonton, khususnya mereka yang punya pengalaman kompleks dengan keluarga.
Dengan konsep tayang gratis dan terbatas, Pink Laundry berpotensi menjadi film pendek lokal yang membekas lama di hati penontonnya.
(Hafidah Rismayanti/_Usk)