BANDUNG, TEROPONGMEDIA.ID — Film dokumenter pendek Tanah Kitai (Our Land) karya tim mahasiswa Universitas Indonesia (UI) berhasil mencatatkan prestasi membanggakan di kancah internasional.
Lewat penggarapan yang mendalam atas kisah Suku Iban di jantung hutan Kalimantan, karya ini masuk dalam daftar shortlist kategori Non-Fiksi di ajang prestisius Sony Future Filmmaker Awards 2025.
Dari total lebih dari 11.750 film yang dikirim oleh sekitar 7.500 pembuat film dari 158 negara dan wilayah, Tanah Kitai menjadi satu dari 30 karya terpilih di kategori Non-Fiksi.
Bahkan, film ini melesat ke peringkat 10 besar, menjadikan tim UI sebagai satu-satunya wakil Asia Tenggara sekaligus perwakilan pertama dari Indonesia yang berhasil lolos ke tahap tersebut.
Film dokumenter ini merupakan hasil eksplorasi dari program Ekskursi 2024: Iban, yang dilaksanakan oleh mahasiswa Departemen Arsitektur, Fakultas Teknik UI. Tim tersebut juga tercatat sebagai peserta termuda dalam kompetisi tersebut, mengungguli peserta dari berbagai negara dengan pengalaman lebih matang.
Pada malam puncak penghargaan yang digelar di Sony Pictures Studios, Los Angeles pada 5 Juni 2025, dua perwakilan tim, Shaquille Zaki Nathandra dan Quina Qaumitaquna Mirxela, mengikuti serangkaian kegiatan eksklusif.
Mereka mendapatkan akses langsung ke berbagai lokakarya bersama profesional Sony, sesi panel inspiratif, tur studio legendaris, hingga pemutaran dan diskusi film bersama pelaku industri perfilman dunia.
“Merupakan kebanggaan tersendiri bisa membawa nama Indonesia dan UI ke panggung dunia. Terpilih sebagai finalis dari Asia Tenggara membuktikan bahwa karya anak muda dari wilayah ini juga layak bersaing di tingkat global,” ujar Shaquille, melansir laman UI.
Ia juga mengungkapkan ini adalah langkah awal baginya membangun karier sebagai filmmaker dan mudah-mudahan bisa menginspirasi generasi muda di Tanah Air.
Dekan Fakultas Teknik UI, Prof. Kemas Ridwan Kurniawan, S.T., M.Sc., Ph.D., turut memberikan apresiasi atas capaian ini. Ia menyatakan bahwa pencapaian ini tidak hanya menyoroti kemampuan kreatif mahasiswa, tetapi juga pentingnya menyuarakan narasi lokal di panggung global.
“Film ini menunjukkan bahwa cerita-cerita dari masyarakat adat seperti suku Iban layak diperjuangkan dan diceritakan. Ini bukan sekadar upaya melestarikan budaya, tetapi juga bentuk perlawanan untuk mempertahankan hak atas tanah, identitas, dan masa depan,” ungkap Prof. Kemas.
Film Tanah Kitai menggambarkan kehidupan Suku Iban, komunitas adat yang hidup menyatu dengan alam di Kalimantan Barat. Dokumenter ini menangkap bagaimana generasi muda suku tersebut berjuang mempertahankan budaya, tanah leluhur, dan jati diri mereka di tengah arus perubahan zaman.
Baca Juga:
Film Dokumenter Palestina Raih Piala Oscar 2025, Ini 3 Fakta Menariknya!
Mahasiswa UI Raih Distinction Award di ASEAN Geospatial Challenge 2025
Ekskursi 2024: Iban merupakan program tahunan dari Departemen Arsitektur FTUI yang berfokus pada pelestarian arsitektur vernakular. Di tahun 2024, kegiatan ini dilaksanakan di Dusun Sungai Pelaik, Desa Melemba dan Dusun Sungai Utik, Desa Batu Lintang, Kalimantan Barat, dua kawasan pemukiman Suku Dayak Iban yang masih menjaga warisan tradisi dan kearifan lokal secara turun-temurun.
Kegiatan ini digelar di bawah bimbingan Dr. Ir. Toga H. Panjaitan A.A. Grad. Dipl., Prof. Ir. Evawani Ellisa, M.Eng., Ph.D., dan Dr. Rini Suryantini, S.T., M.Sc., berlangsung dari Juli hingga Agustus 2024.
(Virdiya/Budis)