BANDUNG, TEROPONGMEDIA.ID — Fiersa Besari akhirnya angkat bicara mengenai insiden tragis dalam pendakian ke Puncak Carstensz, Mimika, Papua Tengah, yang terjadi pada Jumat (28/2/2025).
Melalui unggahan di media sosial X pada Senin (3/3/2025), Fiersa menyampaikan rasa terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam proses evakuasi.
Ucapan Terima Kasih untuk Tim Evakuasi
“Saya ingin berterima kasih kepada semua pihak yang sangat suportif dalam proses evakuasi, terutama seluruh kru dan pendaki di Yellow Valley,” tulis Fiersa.
Tak hanya itu, pelantun “Waktu yang Salah” ini juga mengapresiasi seluruh doa dan perhatian yang diberikan oleh masyarakat terhadap keselamatan para pendaki. Namun, ia tak menampik rasa duka mendalam atas kepergian dua pendaki yang tidak selamat dalam insiden tersebut.
Di akhir pernyataannya, Fiersa Besari meminta netizen untuk lebih bijak dalam berkomentar terkait insiden ini.
Ia berharap agar masyarakat tidak asal berasumsi atau menyebarkan teori yang tidak berdasar mengenai kematian dua pendaki.
“Saya berharap, kawan-kawan dapat menahan jempolnya untuk mengeluarkan asumsi, teori, apalagi komentar nirempati,” tegasnya.
Menurutnya, daripada sibuk berspekulasi, lebih baik energi tersebut digunakan untuk mendoakan keluarga para pendaki yang berpulang agar diberi ketabahan.
“Beri ruang untuk keluarga dan kerabat yang sedang berduka. Gunakan energi untuk berdoa,” imbuhnya.
BACA JUGA:
Fiersa Besari Ulang Tahun di Tengah Kekhawatiran Keluarga, Istri : ‘Selamat 3 Maret!‘
Kondisi Fiersa Besari Sehat Usai Dievakuasi dari Puncak Carstenz
Tragedi di Carstensz: Dua Pendaki Meninggal Dunia
Seperti diketahui, lima pendaki sempat terjebak di tebing dekat Puncak Carstensz akibat cuaca ekstrem saat perjalanan turun menuju base camp pada Jumat (28/2/2025).
Sayangnya, dua di antaranya, yakni Lilie Wijayanti Poegiono dan Elsa Laksono, tidak dapat bertahan dan meninggal dunia akibat hipotermia.
Sementara itu, tiga pendaki lainnya, Indira Alaika, Alvin Reggy Perdana, dan Saroni, berhasil dievakuasi meski sempat dalam kondisi kritis akibat suhu dingin yang ekstrem.
Fiersa Besari sendiri termasuk dalam rombongan pendaki yang berhasil mencapai base camp setelah melakukan pendakian di pagi hari.
Ia bersama rekannya, Furki Rahmi Syahroni, selamat dari cuaca ekstrem yang melanda Puncak Carstensz.
Tak hanya selamat, Fiersa dan Furki juga turut membantu proses evakuasi para pendaki yang masih berada di ketinggian.
Mereka secara bergantian menjaga komunikasi dengan para pendaki yang terjebak melalui perangkat HT. Memastikan mereka tetap sadar di tengah kondisi tubuh yang melemah akibat hipotermia.
Peristiwa ini menjadi pengingat bagi para pendaki tentang risiko besar yang dihadapi saat menaklukkan puncak tertinggi di Indonesia tersebut.
Dengan cuaca yang sulit diprediksi, kesiapan fisik dan mental menjadi faktor penting dalam keberhasilan ekspedisi semacam ini.
(Hafidah Rismayanti/Aak)