BANDUNG,TEROPONGMEDIA.ID — Wali Kota Bandung terpilih, Muhammad Farhan, ungkapkan persoalan yang membuat puluhan jiwa di Kelurahan Arjuna, terdampak banjir akibat meluapnya Sungai Citepus. Peristiwa itu terjadi pada Jumat (24/1/2025) malam.
“Waktu kami kecil di Bandung, tidak mengenal kata banjir sampai tahun 1990-an. Kenapa tahun 1990-an ada kata banjir, karena (kolam) retensi jadi perumahan. Sekarang enggak ada kolam retensi di Kota Bandung, makanya banjir,” kata Farhan, Sabtu (25/1/2025).
Menurutnya salah satu solusinya yakni, kolam retensi harus dibuka dan dibangun saluran air bawah tanah.
“Artinya sekarang mau tidak mau kita harus mulai betul-betul memikirkan membangun saluran air di bawah tanah. Apapun itu istilahnya. Hidrologinya harus ke bawah karena air permukaan sudah tidak mungkin bersaing dengan pertumbuhan jumlah penduduk,” ucapnya
Selain itu, solusi lainnya kata Farhan, akan dikoordinasikan dengan Gubernur Jabar terpilih, Dedi Mulyadi, untuk mengatasi banjir dan kepadatan penduduk di Kota Bandung
“Jadi memang harus koordinasi lebih ketat. Mudah-mudahan nanti sama Pak Gubernur dan kepala daerah se-Jawa Barat bisa membuat sebuah kebijakan. Itu penting karena saya melihat kota besar seperti Bandung ini masalahnya adalah lingkungan,” ujarnya
Sementara itu, Ketua Karang Taruna RW 08, Yusuf Kahfi, mengatakan, berdasarkan hasil pendataan sementara, total ada 78 jiwa dari sembilan kepala keluarga (KK) di tiga RT yang terdampak.
“Sementara, ada empat rumah yang rusak, tersebar di RT 01, 02, dan 03 pada RW 08,” katanya
Menurutnya, hujan deras yang terjadi pada Jumat (24/1/2025), itu membuat Sungai Citepus meluap hingga menghancurkan rumah warga yang berada di bantaran sungai.
“Itu kejadiannya malam, ketinggiannya sampai tiga meter. Baru surut jam satu malam (dini hari). Jadi pendataan baru dilakukan hari ini,” ujarnya
Yusuf pun mengungkapkan, puluhan warga yang terdampak saat ini mengungsi ke rumah tetangga dan saudaranya.
BACA JUGA: Hujan Deras Mengguyur Bandung, Beberapa Wilayah Disergap Banjir
“Sekarang mau buatkan posko, tapi kita akan koordinasi dengan keluarganya karena beberapa ada yang memilih tinggal ke rumah saudaranya,” katanya
Luapan Sungai Citepus yang terjadi kemarin merupakan terparah. Sebelumnya, kata dia, pernah terjadi pada 2020, namun dampaknya tidak separah sekarang.
“Sekarang memang terparah. Ketinggian air bisa sampai tiga meter,” pungkasnya.
(Rizky Iman/Usk)