BANDUNG, TEROPONGMEDIA.ID — Selebgram Fanny Kondoh, sekaligus istri mendiang Hajime Kondoh, CEO PT Sriboga Marugame Indonesia, mengungkapkan kekhawatirannya saat mengetahui dirinya hamil setelah kepergian sang suami.
Kehamilan ini merupakan hasil program bayi tabung yang mereka jalani bersama sebelum Hajime meninggal dunia.
Fanny mengaku sempat takut menghadapi pandangan publik terkait kehamilannya. Dalam wawancara di kanal YouTube Curhat Bang Denny Sumargo, ia mengungkapkan ketakutannya akan munculnya fitnah.
“Aku takutnya fitnah,” ujar Fanny mengutip di kanal YouTube Curhat Bang Denny Sumargo pada Jumat (21/2/2025).
“Orang kan mikirnya, ‘suaminya meninggal kok kamu hamil,’” lanjutnya.
Saat pertama kali mengetahui kehamilannya, dokter dari klinik bayi tabung menyarankan Fanny untuk tidak mengumumkannya ke publik terlebih dahulu. Hal ini dilakukan demi menjaga kesehatan mentalnya.
“Sampai dokter embrio transfer bilang, ‘Fan, jangan diumumkan sampai kehamilanmu stabil,’” cerita Fanny menirukan saran dokternya.
Dokternya juga mengingatkan bahwa banyak orang yang mungkin akan memberikan komentar negatif dan menyakitkan. Namun, seiring berjalannya waktu, Fanny merasa sudah tidak bisa menyembunyikan kehamilannya lagi.
Dalam wawancara tersebut, Denny Sumargo terlihat terharu mendengar perjuangan Fanny. Ia pun mencoba menenangkan wanita yang tengah mengandung itu.
“Enggak kok, orang nonton ini pasti tahu kebenarannya. Enggak usah khawatir,” ujar Denny Sumargo.
Fanny pun mengamini dan menerima keadaannya dengan lapang dada.
“Ini sudah besar, enggak bisa ditutupin lagi. Jadi ya bismillah lah,” katanya sambil mengelus perutnya.
Pesan Haru Fanny untuk Sang Anak
Fanny juga membagikan pesan emosional kepada anak yang dikandungnya. Hajime Kondoh telah menyiapkan nama Jepang untuk sang buah hati, yaitu Kazuki.
“Kamu jangan khawatir tangki kasih sayangmu kurang karena papa sudah enggak ada,” ucap Fanny dengan suara bergetar.
“Tapi papa itu selalu jagain kita. Dan papamu orang yang baik. Mama adalah istri yang sangat dicintai, mama adalah istri yang bahagia. Jadi insyaAllah mama bisa jadi ibu yang bahagia untuk kamu,” lanjutnya penuh haru.
BACA JUGA:
Perjuangan Fanny Kondoh Jalani Bayi Tabung di Tengah Vonis Kanker Suami
Syarat dan Pertimbangan Donor Sperma untuk Membantu Kehamilan
Perjuangan Melanjutkan Program Bayi Tabung
Diceritakan sebelumnya, Fanny Kondoh sempat ragu melanjutkan program bayi tabung setelah mengetahui bahwa waktu hidup suaminya tersisa enam bulan.
“Aku bilang, aku takut. Gimana aku membesarkan anak tanpa kamu? Nafkahnya gimana?” kenangnya.
Namun, Hajime terus meyakinkannya untuk tetap menjalani program tersebut. Fanny akhirnya pasrah dan memilih memenuhi keinginan sang suami.
“Aku mikirnya, ya udah nothing to lose. Transfer aja embrionya, enggak usah pressure harus hamil,” ujarnya.
“Yang penting aku melakukan apa yang dia minta. Siapa tahu kalau hamil, ada rasa ingin bertahan hidup lebih, mungkin bisa sembuh, who knows?” lanjutnya dengan senyum getir.
Namun, takdir berkata lain. Hanya seminggu setelah proses embrio transfer dilakukan, Hajime Kondoh menghembuskan napas terakhirnya. Kini, Fanny melanjutkan hidupnya dengan membawa harapan dan cinta dari mendiang suaminya, serta menanti kelahiran buah hati mereka.
(Hafidah Rismayanti/Usk)