BANDUNG,TM.ID: Pasangan calon presiden dan wakil presiden Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka memperkenalkan program makan siang gratis sebagai salah satu dari beberapa program unggulan mereka.
Program ini menjadi sorotan karena dianggap sebagai daya tarik yang signifikan bagi masyarakat dalam Pilpres 2024. Meskipun menggiurkan, program tersebut tidak luput dari kontroversi. Berikut merupakan fakta program makan siang gratis yang bisa kamu ketahui!
1. Tanggal Pelaksanaan Program
Isu yang sempat mencuat adalah mengenai tanggal pelaksanaan program makan siang gratis ini. Beberapa pihak mengatakan bahwa program ini baru akan berjalan pada tahun 2029, jika Prabowo dan Gibran berhasil memenangkan Pilpres 2024 dan menjabat sebagai Presiden dan Wakil Presiden RI.
Namun, Tim Komunikasi Nasional (TKN) dari pasangan Prabowo-Gibran menegaskan bahwa program ini akan segera berjalan setelah keduanya dilantik.
2. Jangkauan Program
Program makan siang gratis ini terencana untuk memberikan manfaat kepada puluhan juta anak di seluruh Indonesia secara bertahap. Nantinya akan berfokus pada anak-anak di daerah 3T (Tertinggal, Terdepan, dan Terluar), yang merupakan daerah yang membutuhkan bantuan lebih besar.
3. Target Penerima Manfaat
Pasangan Prabowo-Gibran berjanji untuk menyediakan makan siang gratis dan susu gratis bagi siswa prasekolah, SD, SMP, SMA, dan pesantren. Selain itu, ibu hamil dan balita juga akan mendapatkan bantuan gizi dari pemerintah.
BACA JUGA: Netizen Serang Umay Shahab Karena Keritik Soal Program Makan Gratis
4. Pendanaan Program
Meskipun manfaatnya sangat besar, namun beberapa pihak khawatir terkait dengan pendanaan program ini. Program ini akan membutuhkan anggaran sebesar Rp 400 triliun. Namun, belum ada penjelasan yang jelas dari mana sumber pendanaan tersebut akan diperoleh.
Tim Komunikasi Nasional dari pasangan Prabowo-Gibran menegaskan bahwa program ini akan segera dijalankan begitu mereka dilantik. Mereka juga menekankan bahwa program ini akan memberikan dampak yang signifikan bagi kesejahteraan anak-anak di Indonesia.
Program ini mendapat dukungan dari beberapa pihak yang melihat potensi manfaat besar bagi anak-anak Indonesia. Namun, di sisi lain, beberapa pihak juga menyuarakan kekhawatiran terkait dengan pendanaan dan pelaksanaan program ini.
(Kaje/Usk)