BANDUNG, TEROPONGMEDIA.ID — Mengunjungi Bandung rasanya belum lengkap tanpa membawa oleh-oleh khas, salah satunya adalah Wajit Cililin yang legendaris dan tetap eksis hingga sekarang.
Wajit Cililin berasal dari Desa Cililin, Kabupaten Bandung Barat. Kudapan ini terkenal dengan cita rasa manis dan legitnya yang khas. Tak hanya di Bandung, Wajit Cililin juga dapat ditemukan di daerah lain seperti Garut dan Tasikmalaya.
Di masyarakat Sunda, Wajit Cililin kerap menajdi sajian dalam berbagai acara, mulai dari pernikahan, hari raya Idulfitri, khitanan, hingga sebagai teman santai menikmati teh atau kopi.
Proses Pembuatan Wajit yang Panjang
Pembuatan Wajit ini memerlukan proses yang cukup panjang. Beras ketan sebagai bahan utama harus direndam selama satu hari penuh. Selanjutnya, kelapa diparut secara tradisional untuk diambil bagian dalamnya.
Pada tahap pemasakan, bahan-bahan dimasak menggunakan bahan bakar batok kelapa dan arang. Metode ini menciptakan aroma khas yang menggugah selera. Setelah adonan mengental, Wajit dibungkus menggunakan daun jagung kering dan dibentuk menyerupai piramida kecil.
Sejarah Wajit Cililin berawal pada tahun 1916, ketika Uti dan Juwita menjadi pelopor pembuat wajit pertama di Jawa Barat. Awalnya, wajit hanya dibuat untuk konsumsi pribadi. Namun, rasa penasaran warga sekitar yang sering berkunjung ke rumah mereka akhirnya menciptakan tradisi menikmati wajit di pagi dan sore hari.
Fakta Menarik Tentang Wajit
1. Dikhususkan untuk Kaum Bangsawan
Pada masa kolonial Belanda, Wajit dianggap makanan istimewa yang digemari kaum bangsawan dan pejabat tinggi. Karena bahan utamanya, beras ketan, termasuk komoditas mahal untuk ekspor, hanya kalangan tertentu yang boleh menikmati wajit.
2. Hidangan Mewah di Era Kolonial
Desa Cililin pernah menjadi pusat penghasil beras ketan terbesar untuk produksi wajit. Di masa itu, wajit hanya disajikan dalam acara besar yang dihadiri para bangsawan, menjadikannya simbol kemewahan.
3. Simbol Perlawanan Masyarakat Sunda terhadap Kolonial
Kebijakan kolonial Belanda yang membatasi konsumsi wajit memicu perlawanan dari masyarakat Sunda. Mereka mulai menjual wajit secara bebas, menentang monopoli Belanda dan membuka akses panganan ini untuk semua kalangan.
BACA JUGA: Resep dan Cara Membuat Wajit Bandung yang Lezat
Wajit Cililin memiliki tekstur luar yang kering dengan bagian dalam yang lembut dan basah. Rasanya yang masih autentik, menjadikan wajik ini cocok untuk oleh-oleh khas Bandung.
(Virdiya/Usk)