BANDUNG,TM.ID: dr Richard Lee dalam tayangan podcast-nya bersama Ustaz Dennis Lim membahas serangan Israel kepada Palestina yang tengah terjadi.
Dokter ahli kecantikan itu kepada Ustaz Dennis Lim menyatakan, mendukung Palestina atas nama kemanusiaan. Namun, ia menyinggung soal demokrasi, sehingga orang mendukung Israel adalah suatu hak.
“Sebelum ini gue sudah taruh di Instagram gue juga bahwa ini bukan soal pencitraan ya. Saya tentu kalau ditanya membela yang mana, saya membela kemanusiaan, dan di sini saya membela Palestina,” kata dr Richard Lee dalam tayangan kanal Youtube-nya.
BACA JUGA: MUI: Dukung Palestina Wajib, Beli Produk yang Dukung Agresi Israel Haram
Namun ia menyinggung soal hak berdemokrasi setiap individu manusia, apakah membela warga Palestina yang menjadi korban genosida Israel, ataukah mendukung Israel itu sendiri.
“Tapi kan kita adalah negara demokratis di mana setiap orang berhak untuk bersuara. Kalau ada yang bersuara, ‘Aku setujunya bela Israel’, sebenarnya kalau aku ngelihatnya ya enggak ada masalah juga tentang itu. Toh kita waktu pilih presiden juga yang satu pilih ini, satu pilih ini, satu pilih itu kan semuanya sama aja,” sambungnya.
Penuturannya itu langsung ditanggapi oleh Ustaz Dennis Lim. Menurutnya, Israel sudah terang-terangan menunjukkan kekejamannya kepada warga Gaza.
“Karena kami berusaha ngertiinnya mungkin memang geregetan sih. Karena itu sudah crystal clear siapa yang salah di sana itu sudah jelas banget bagi kami. Sejelas bahwa besok matahari pagi akan terbit lagi. Sejelas bahwa matahari akan terbenam nanti sore,” ungkap Ustaz Dennis.
“Sejelas kita misalkan ada dua botol yang minum kiri kok pada keracunan, yang minum kanan kok sehat. Kita lihat pakai mata sendiri, terus dia tetap ambil yang kiri kan lucu bagi kami itu,” sambungnya.
Ustaz Dennis juga mengatakan, apa yang dilakukan oleh Israel tidak bisa disimpulkan sebanding dengan serangan dari Palestina.
“Ya kami, ya mungkin mereka geregetan aja. Karena ya sejelas itu kalau misalnya mau dibanding-bandingkan korban jiwa atau rumah sakit yang diledakin atau jumlah bayi yang mohon maaf darahnya dan anggota tubuhnya tercecer, enggak sebanding atuh dengan yang di Palestina dengan yang di Tel Aviv,” katanya.
(Saepul/Aak)