JAKARTA, TM.ID : Sampai November 2022, 48 persen dari 16,55 juta pelanggan aset kripto di Indonesia merupakan pelanggan berusia sekitar 18-35 tahun.
Pemerintah melalui Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) mengajak Asosiasi Pedagang Aset Kripto Indonesia (Aspakrindo) untuk menyampaikan literasi terkait investasi aset kripto kepada masyarakat.
“Artinya umur-umur milenial yang saya khawatirkan ketika berinvestasi hanya ikut-ikutan semata. Karena gengsi dengan temannya,” ungkap Plt Kepala Bappebti Kemendag Didid Noordiatmoko dalam konferensi pers di Jakarta, Kamis (6/1/2023).
Melalui literasi, pihaknya mengharapkan masyarakat akan teredukasi dengan lebih baik lagi, sehingga secara kualitas dalam transaksi tidak sekedar ikut-ikutan.
Sementara itu, Ketua Umum Aspakrindo Teguh Kurniawan Harmanda menuturkan selain kepada pengusaha, literasi kepada masyarakat memang diperlukan.
“Jadi saran saya, jangan ikut-ikutan investasi, kalau kita tau kan influencer (pemengaruh) kan suruh beli ini beli itu, tapi mereka nggak tanggung jawab, koinnya juga nggak terdaftar jadi harus benar-benar (diperhatikan),” ujarnya.
Teguh juga mengingatkan agar calon pembeli aset kripto menggunakan dana yang aman dalam bertransaksi yakni, tidak menggunakan dana operasional, dana darurat maupun dana kuliah bagi kawula muda.
“Jangan sampai beli pakai dana kuliah, terus kalau turun (nilai) nggak bisa apa-apa, benar-benar duit kosong saya pikir itu paling basic ya,” tegasnya.
Untuk diketahui, kerja sama Bappebti dengan Aspakrindo yakni mencakup tentang optimalisasi dan sinergi penyelenggaraan perdagangan fisik kripto, dengan harapan akan lebih mudah dalam memperoleh informasi dengan semua exchanger kripto yang ada, merangkul semua pedagang agar regulasi terkait aset kripto serta saling mengisi tata kelola perdagangan aset kripto.
(Budis)