BANDUNG, TEROPONGMEDIA.ID – Di tengah guyuran hujan dan tekanan dari para rival, Marc Marquez menunjukkan bahwa pengalaman dan ketenangan mental adalah senjata paling mematikan di MotoGP.
Pembalap Ducati itu tidak hanya berhasil mencatatkan pole position ketujuhnya musim ini, tetapi juga memperlihatkan kendali emosi dan strategi psikologis kelas dunia dalam sesi kualifikasi dramatis di Sachsenring.
Lintasan licin dan tidak bersahabat menjadi medan ujian bagi seluruh pembalap. Namun Marquez tampil beda. Ia melesat dengan waktu 1 menit 28,0 detik di awal Q2, meninggalkan para pesaingnya hingga 1,5 detik. Bukan catatan biasa di kondisi basah.
Titik balik terjadi di Tikungan 1, area yang menyimpan banyak cerita bagi Marquez. Dua tahun lalu, di titik ini ia menjadi sorotan karena mengacungkan jari tengah ke arah tim lamanya, Repsol Honda. Namun kali ini, Marquez menepuk motornya dengan lembut.
“Saya semakin panas! Tapi setelah Tikungan 11 dan lap 28,0 itu, saya bilang ke diri sendiri ‘Tarik napas. Tenang. Target sudah tercapai’,” kata Marquez.
Tapi kedamaian itu tak bertahan lama. Layar di pit menunjukkan “helm merah” tanda pembalap lain mulai menekan waktu tercepatnya.
Di situlah insting kompetitif Marquez menyala lagi. Ia kembali memacu motornya dengan presisi, tanpa panik, dan berhasil mempertahankan posisi terdepan, meski hanya dengan margin 0,151 detik dari Johann Zarco (LCR Honda).
Marco Bezzecchi juga patut dicatat. Bersama Aprilia, ia mengamankan start barisan depan pertamanya, menjadi salah satu kejutan menyenangkan di sesi kualifikasi yang penuh kejutan.
Sachsenring kembali menjadi panggung keajaiban Marquez. Tapi di luar statistik, yang paling menonjol dari sesi ini adalah bagaimana pembalap berusia 32 tahun itu membaca situasi, mengendalikan emosinya, dan mengeksekusi strategi tanpa goyah, kualitas yang membedakannya dari pembalap lain.
(Budis)