BANDUNG,TM.ID: Hubungan abusive adalah hubungan yang penuh dengan kekerasan, menjadi topik yang semakin mencuat di media sosial dan masyarakat saat ini. Fenomena ini tidak bisa diabaikan, terutama melansir data dari Komnas HAM pada tahun 2022 tercatat 3528 kasus kekerasan dalam hubungan berpacaran yang ditangani.
Melalui artikel ini, kami akan membahas dampak negatif dari hubungan abusive serta mengajak pembaca untuk lebih memahami dan menghindari fenomena ini.
Dampak Jangka Pendek Hubungan Abusive
Korban hubungan abusive sering kali mengalami kekerasan fisik yang menyebabkan luka, memar, bahkan patah tulang. Tidak hanya itu, kekerasan emosional dan verbal juga merajalela, memicu depresi, rasa takut, dan gangguan kesehatan mental lainnya. Pasangan posesif yang sering menggunakan kata-kata kasar atau bahkan melakukan pemukulan masuk dalam kategori hubungan ini.
Korban cenderung mengalami gejala psikologis seperti otot yang kaku, detak jantung berlebihan karena rasa ketakutan konstan, perasaan putus asa, malu, bingung, hingga kesulitan berkonsentrasi. Lingkungan sekitarnya juga ikut merasakan perubahan, dengan korban yang cenderung menjadi lebih tertutup.
BACA JUGA: Hotman Paris Ungkap Voice Note Terakhir Dini Sera Afriyanti Korban Kebengisan Anak Kader PKB
Dampak Jangka Panjang Hubungan Abusive
Jika hubungan abusive berlanjut, korban dapat kehilangan hubungan sosial. Mereka menutup diri dari keluarga dan teman-teman karena perasaan malu atau rasa bersalah. Hal ini dapat menyebabkan isolasi sosial dan kehilangan dukungan yang diperlukan.
Jangka panjang hubungan ini dapat menimbulkan kegelisahan, perasaan bersalah, dan kesepian. Kesehatan korban juga terancam, mulai dari insomnia hingga risiko mengidap penyakit kronis. Gangguan stres pasca trauma (PTSD) juga mungkin terjadi, memberikan dampak yang signifikan pada kesehatan psikologis korban.
Tindakan Pencegahan dan Perlindungan
Bagi mereka yang menjadi korban dalam hubungan ini, penting untuk memahami bahwa setiap individu berhak merasa aman. Perjuangkan hak-hakmu dan jangan ragu untuk mencari bantuan. Cinta sejati tidak menyakiti, namun menyembuhkan dan melengkapi.
Dukungan dari keluarga, teman, dan profesional sangat penting dalam mengatasi abusive. Mengungkapkan pengalaman kepada orang terpercaya atau mencari bantuan dari lembaga yang berkompeten dapat menjadi langkah awal menuju pemulihan.
(Kaje/Usamah)