BANDUNG, SUARMAHASISWAAWARDS — Cireng Borojol, jajanan berbahandasar aci dengan beragam varian dan isian menarik, mendadak menjadi fenomena viral di media sosial, khususnyaTikTok. Popularitasnya yang meroket ini tak lepas dari peranpenting platform video pendek tersebut dalam meningkatkanminat pembeli. Banyak konsumen kini berbondong-bondongmendatangi outlet Cireng Borojol setelah melihat promosinyadi TikTok.
Fenomena menarik ini menjadi sorotan tim mahasiswa IlmuKomunikasi Universitas Indonesia Membangun (INABA) yang terdiri dari Najla Muthia, Anasya Mahadewi, LaniaArum, dan Meira Azahra. Dalam wawancara mereka bersamaIbu Erna, selaku penjual Cireng Borojol cabang Batununggal, pada 15 Mei 2025, terungkap bahwa TikTok adalah kunciutama strategi pemasaran mereka. “Pemasaran utama kitamelalui media sosial TikTok,” tutur Ibu Erna. Ia menjelaskan, “Karena di TikTok itu mudah dikenal banyak orang dan mudah disebarluaskan juga.” Efeknya pun luar biasa. Ibu Erna menegaskan bahwa TikTok “berpengaruh besar, jadi orang-orang lebih tahu, sehingga datang langsung ke outlet.” Meskibegitu, beberapa tantangan juga pernah dihadapi oleh ibuErna. Ibu Erna mengakui pernah mendapatkan komentarnegatif di TikTok “Seperti pernyataan bahwa cireng yang digoreng belum cukup matang, cirengnya kurang kering.” Namun, masukan tersebut justru menjadi pemicu perbaikandiri. “Jadi kita menanggapinya lebih dalam lagi, dari caramenggorengnya,” Ucap Ibu Erna, menunjukkan komitmennyaterhadap kualitas produk.
Memanfaatkan kekuatan media sosial, khususnya TikTok, sebagai strategi pemasaran yang efektif dan berbiaya rendah. Lebih dari sekadar ajang promosi, TikTok juga berfungsisebagai kanal umpan balik langsung dari konsumen, memungkinkan pelaku usaha untuk terus beradaptasi dan meningkatkan kualitas produk demi kepuasan pelanggan. Dengan demikian, Cireng Borojol tidak hanya menjualjajanan, tetapi juga membangun loyalitas konsumen melaluiinteraksi aktif di platform digital.
(Meira Azahra S/Universitas INABA)