BANDUNG, TEROPONGMEDIA.ID – Abu Nawas dengan kecerdasannya seringkali mampu menyelesaikan masalah dengan cara diluar nalar. Sebuah kisah menceritakan Abu Nawas bisa buat baju anti hujan yang membuat raja terheran dan juga tertawa.
Suatu ketika raja dan Abu Nawas sedang menemani raha berburu di hutan. Tiba tiba Abu Nawas melihat awan mendung yang begitu hitam pertanda akan turun hujan.
“Paduka, sepertinya akan turun hujan besar, apa yang sebaiknya kita lakukan?” tanya Abu Nawas pada raja.
Saat itu, musim hujan memang sedang melanda Negeri. Sang raja seketika merasa kesal karena sering kali ia pulang dengan basah kuyup setelah bepergian.
Ia pun akhirnya memutuskan untuk mengakhiri perburuan itu dan memerintahkan semua nya untuk Kembali ke istana.
“Baiklah hujan akan turun, kita Kembali ke istana sekarang juga” ucap raja.
Raja dan para pengawal pun segera menaiki kuda dan Kembali ke istana. Belum setengah jalan, hujan tiba tiba turun dengan deras. Raja dan para pengawal pun memacu kuda mereka segera menuju istana.
Basah Kuyup
Mereka pun tiba di istana dengan basah kuyup. “Lagi lagi basah kuyup” raja mengeluh, karena selalau saja kebasahan.
Tak lama kemudian Abu Nawas pun datang. Namun Kedatangan Abu Nawas membuat raja dan para pengawal heran. Ia datang dengan baju yang kering.
Sang raja pun bingung, mengapa mereka basah kuyup, sementara Abu Nawas tidak. Padahal kuda yang digunakan Abu Nawas sangat lambat, jauh di bandingkan kuda milik raja. Seharusnya Abu Nawas akan terkena hujan di tengah jalan tadi, pikir raja.
Raja pun penasaran, dan berpikir bahwa mungkin rahasianya ada pada kuda Abu Nawas yang lambat. Ia berkesimpulan dengan menunggangi kuda yang lambat bisa menghindari diri dari air hujan.
Keesokan harinya saat akan melanjutkan berburu, raja memerintahkan pengawal untuk mengganti kuda mereka dengan kuda yang lambat, termasuk sang raja yang memilih kuda paling lambat.
Ia pun memberikan kuda tercepat nya pada Abu Nawas. Raja berpikir jika hari itu hujan, maka Abu Nawas yang menggunakan kuda yang cepat akan kehujanan, sementara ia dan pengawalnya akan kering.
Akhirnya mereka pun melanjutkan perburuan. Dan benar saja, siang itu awan mendung, dan akan turun hujan besar.
“Sebaiknya kita akhiri perburuan hari ini dan pulang sekarang, sepertinya hujan besar akan turun” perintah raja.
“Abu Nawas, kau pergi duluan” ucap raja pada Abu Nawas, berharap Abu Nawas dengan kuda yang cepat akan kebasahan, seperti dirinya kemarin.
BACA JUGA:
Cerita 1001 Malam: Kisah Abu Nawas Kalahkan Jin dengan Sendal
Cerita 1001 Malam: Kisah Abu Nawas Buat Raja Jadi Pengemis, Kok Bisa?
Menghindari Hujan
Ditengah jalan, hujan deras pun turun. Sama seperti kemarin, Raja dan para pengawal akhirnya tiba di istana dengan basah kuyup. Ketika itu, ia melihat Abu Nawas sudah tiba duluan, jelas saja karena ia menggunakan kuda yang sangat cepat.
Raja pun terkejut, melihat baju Abu Nawas tetap kering. Raja yang sangat penasaran pun akhirnya bertanya pada Abu Nawas.
“Hai Abu Nawas bagaimana caramu menghindari hujan itu?” tanya raja.
“Maksud raja bagaimana? Aku tidak menghindari nya?” jawab Abu Nawas.
“Lantas bagaimana bisa kau melewati hujan itu sementara baju mu tetap kering?” kata raja.
“Sementara aku dengan kuda yang sangat cepat saja tidak bisa sampai ke tempat bereduh tepat waktu hingga kehujanan dan basah kuyup, apalagi dengan kuda lambat ini”.
Sang raja bertanya dengan sedikit kesal, karena ia basah kuyup sementara Abu Nawas tidak. “Apa yang kau lakukan, katakan padaku?” tanya raja.
“Aku tidak menghindari hujan itu, namun ketika hujan gerimis turun, aku segera melepaskan pakainku, dan aku mendudukinya di bawah pantatku” jawab Abu Nawas. “Ini baju berburu satu satunya yang kumiliki, jika kehujanan akan cepat rusak” tambahnya.
Sang raja pun terdiam. Ia yang awalnya kesal pun kini tertawa terbahak bahak membayangkan Abu Nawas menunggang kuda sambil telanjang.
“Jika kau tidak mau kebasahan, mungkin kau bisa mengikuti cara ku” ajak Abu Nawas.
“Ha Ha Ha… tidak perlu repot repot, aku lebih baik basah kuyup daripada mengikuti caramu” jawab sang raja. Sejak itu, raja tidak pernah marah lagi saat kehujanan, karena selalu terbayangkan cara Abu Nawas untuk tetap kering saat hujan.
(Raidi/Budis)