BYD Tutup Puluhan Dealer, Saling Tuduh dengan Qiancheng!

Penulis: Saepul

byd qiancheng
(BYD)
[galeri_foto] [youtube_embed]

Bagikan

JAKARTA, TEROPONGMEDIAID — Kesulitan finansial seolah menjadi gelombang Qiancheng, salah satu jaringan dealer otomotif terbesar di Tiongkok, memicu ketegangan antara perusahaan tersebut dengan produsen kendaraan listrik ternama, BYD.

Kedua belah saling melemparkan tuduhan atas penyebab kebangkrutan yang terjadi. Pihak BYD menyalahkan ekspansi agresif dan pengelolaan keuangan yang buruk oleh Qiancheng sebagai faktor utama kegagalan.

Framming BYD dan Qiancheng

Mengutip unggahan Insatgram @tjcarsmedia, langkah bisnis dengan keinginan besar ini,  penyebab masalah karena kedisiplinan manajemen keuangan membuat dealer mereka tidak mampu bertahan di tengah persaingan pasar.

Namun, tuduhan itu dibantah oleh Qiancheng. Dalam pernyataan resminya, perusahaan justru menuding perubahan kebijakan BYD sebagai penyebab utama krisis.

Qiancheng menyebut bahwa skema baru yang diberlakukan BYD memperberat arus kas operasional dan mempersempit ruang gerak finansial para dealer.

BACA JUGA:

BYD Terdeteksi Belum Terdaftar PSE Privat, Bisa Terancam Sanksi

Taksiran Harga Chery Tiggo 8, Ini Perbedaannya dengan Versi Pro

Qiancheng juga menyoroti faktor eksternal yang turut memperparah kondisi, termasuk gagalnya beberapa dealer otomotif lain di wilayah Shandong dan kebijakan perbankan yang semakin konservatif, terutama dalam hal pembiayaan otomotif.

Situasi Pasar Tiongkok

Krisis ini turut menyoroti tekanan yang semakin besar di pasar otomotif Tiongkok, terutama bagi dealer tradisional.

Mereka kini tidak hanya menghadapi penurunan daya beli konsumen, tetapi juga perubahan besar dalam pola distribusi kendaraan, yakni pergeseran ke arah model penjualan langsung oleh pabrikan.

Model penjualan langsung ini menekan margin keuntungan dealer konvensional, sekaligus mengurangi peran mereka dalam rantai distribusi.

Dalam jangka panjang, banyak pengamat menilai bahwa dealer tradisional perlu beradaptasi dengan lanskap baru atau menghadapi risiko kebangkrutan seperti yang dialami Qiancheng.

Sejauh ini, belum ada solusi konkret dari kedua belah pihak untuk mengatasi konflik maupun krisis yang sedang berlangsung.

Namun, kejadian ini menjadi peringatan bagi industri otomotif di Tiongkok mengenai pentingnya keseimbangan antara ekspansi bisnis dan keberlanjutan finansial, khususnya dalam era disrupsi digital dan transisi ke kendaraan listrik.

(Saepul)

Baca berita lainnya di Google News dan Whatsapp Channel
Berita Terkait
Berita Terkini
Screenshot_20250626_235541_WhatsApp
Resmi Digelar, Festival Permainan Rakyat Jawa Barat Berlangsung Meriah
Fetty Anggrainidini
Fetty Anggrainidini: Tata Kelola Anggaran Daerah Harus Transparan dan Berpihak pada Kepentingan Publik
Pajak Toko Online
Pemerintah Susun Aturan Baru, Toko Online di Shopee hingga Tokopedia akan Kena Pajak
Ketua RT melakukan pencabulan
Ngeri! Ketua RT di Tasikmalaya Cabuli Anak di Bawah Umur
mitsubishi xpander ultimate 2025
Mitsubishi Xpander Ultimate 2025 Meluncur, Adopsi Fitur Keselamatan Baru!
Berita Lainnya

1

Ida Fauziyah: PKB Lahir dari Rahimnya NU

2

Telkom University Gelar Pelatihan Literasi Digital dan Etika AI bagi Remaja Kelurahan Tamansari Bandung

3

Dilema Bandara, Kemenhub Kaji Reaktivasi Husein, Bandung Desak Akses Udara Dipulihkan

4

Erwin Gaungkan Perang terhadap Bank Emok: UMKM Harus Naik Kelas, Bukan Terjerat Utang!

5

Setelah Diresmikan Persib, Alfeandra Dewangga Diminta Bobotoh Untuk Hitamkan Rambut
Headline
Manchester City
Link Live Streaming Juventus vs Manchester City Piala Dunia Antarklub 2025 Selain Yalla Shoot
Real Madrid
Link Live Streaming RB Salzburg vs Real Madrid Piala Dunia Antarklub 2025 Selain Yalla Shoot
aturan baru pendakian gunung rinjani
Imbas Kematian Juliana Marins, Pemprov NTB Siapkan Aturan Baru Pendakian Gunung Rinjani
Farhan Desak Reaktivasi Bandara Husein untuk Segera Dibuka!
Farhan Desak Reaktivasi Bandara Husein untuk Segera Dibuka!

Dapatkan fitur lebih lengkap di aplikasi Teropong Media.