BANDUNG,TEROPONGMEDIA.ID — Ribuan pekerja sektor pariwisata dari berbagai daerah di Jawa Barat menggelar aksi unjuk rasa besar-besaran di depan Gedung Sate, Senin (21/7/2025). Mereka menuntut Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, mencabut larangan study tour sekolah yang dinilai mematikan roda ekonomi pariwisata di daerah.
Aksi tersebut merupakan respons atas terbitnya Surat Edaran Gubernur Nomor 45/PK.03.03 KESRA Tahun 2025, khususnya poin 3 yang melarang kegiatan wisata pendidikan atau study tour oleh sekolah-sekolah.
“Ini bukan sekadar larangan piknik. Ini menyangkut hidup kami. Ribuan pelaku pariwisata kehilangan penghasilan karena kebijakan ini,” ujar Nana Yohana, salah seorang Koordinator Solidaritas Pekerja Pariwisata Jawa Barat, dengan nada geram.
Baca Juga:
Jalan Diponegoro berubah jadi lautan massa. Para demonstran membawa spanduk dan poster yang menyuarakan penolakan terhadap surat edaran tersebut. Aksi berlangsung tertib, namun tegas, dengan pengawalan dari aparat kepolisian.
“Kalau surat edaran ini tidak dicabut, kami akan kembali dengan jumlah yang jauh lebih besar. Hari ini baru 10 persen kekuatan kami,” tegas Nana.
Menurut para demonstran, study tour adalah salah satu motor penggerak utama sektor pariwisata lokal, mulai dari hotel, restoran, transportasi, hingga pemandu wisata.
“Ini bukan soal liburan anak sekolah. Ini soal nasib ribuan keluarga yang hidup dari industri ini. Jangan remehkan sektor pariwisata—ini penyumbang devisa, pencipta lapangan kerja,” ujarnya.
Hingga berita ini diturunkan, belum ada pernyataan resmi dari Gubernur atau perwakilan Pemerintah Provinsi Jawa Barat. Namun massa aksi memastikan mereka akan terus menyuarakan aspirasi hingga tuntutan dipenuhi.
Aksi unjuk rasa masih berlangsung dalam kondisi kondusif, namun tekanan kepada Pemprov semakin menguat seiring desakan agar kebijakan ini dikaji ulang dengan mempertimbangkan aspek ekonomi, sosial, dan kesejahteraan masyarakat luas.
(Kyy)