BANDUNG, SUAR MAHASIWA AWARDS — Pernah tidak kamu lagi duduk dan kerja, niatnya serius… tapi eh, tiba-tiba malah mikir hal random seperti “nanti makan apa ya?” Terus pas ditanya orang, kamu baru sadar, “loh, tadi aku ngelamun?”
Tenang, kamu nggak sendiri
Kondisi seperti ini sering banget terjadi di era yang serba cepat dan penuh distraksi. Tapi apakah ini artinya kita kurang niat atau kurang disiplin? Tidak juga. Sering kali, ini terjadi karena otak kita memang punya batas kapasitas fokus dan ini dijelaskan lewat dua konsep penting dalam psikologi kognitif: Atensi dan kesadaran.
Atensi: Penjaga Gerbang Informasi
Bayangin otak kita kayak bandara sibuk sekali. Setiap hari, ratusan “pesawat” alias informasi datang dari suara, cahaya, notifikasi HP, pikiran internal, sampai obrolan orang. Nah, siapa yang bertugas mengatur mana yang boleh “mendarat”? Jawabannya: Atensi.
Atensi atau perhatian, adalah kemampuan kita untuk memilih mana informasi yang akan diproses, dan mana yang diabaikan. Tapi, atensi ini terbatas jumlahnya. Kita tidak bisa memproses semuanya sekaligus. Makanya, saat kita multitasking (seperti saat nugas sambil nonton YouTube), kemampuan otak untuk fokus menurun drastis. Ini disebut divided attention. Divided attention merupakan kemampuan memberikan perhatian yang dibagi kepada dua atau lebih sumber informasi pada waktu bersamaan.
Sebaliknya, saat kita bisa fokus penuh ke satu hal (misalnya mendengarkan suara teman meskipun di tengah keramaian), itu namanya selective attention. Selective attention menurut Myers & Dewall (2015) merupakan proses memfokuskan kesadaran pada stimulus tertentu. Informasi atau rangsangan yang menarik atensi akan mengalami proses persepsi yang berarti memberikan makna pada input sensori. Tapi selective juga punya batas. Kalau ada suara nama kita disebut, biasanya perhatian langsung pindah secara otomatis. Nah, itu karena otak merespons informasi penting meski kita nggak lagi sadar sepenuhnya.
Kesadaran: Saat Kita Benar-Benar Hadir
Kalau atensi itu gerbang masuk informasi, kesadaran adalah tempat duduk kita di ruang kendali. Kesadaran bikin kita sadar akan apa yang sedang kita alami baik suara di sekitar, pikiran sendiri, atau perasaan yang muncul.
Kesadaran bisa aktif (kita mencari tahu dan memilih apa yang mau dipikirkan), atau pasif (kita menerima saja info yang datang). Kesadaran juga bantu kita mengenali memori, perasaan, dan bahkan bikin kita sadar: “Oh, lagi nggak fokus nih.”
Ada juga kerangka kerja yang disebut AWAREness, yang menjelaskan isi dari kesadaran:
- Attention: fokus ke luar atau ke dalam diri
- Wakefulness: kondisi sadar atau mengantuk
- Architecture: bagian otak yang bekerja
- Recall: ingatan dan pengalaman
- Emotive: emosi yang menyertai
- Kesadaran ini penting banget buat kita bisa bikin keputusan, refleksi, bahkan nyusun rencana masa depan.
Kenapa Fokus Gampang Hilang?
Jawabannya sederhana: otak kita punya kapasitas terbatas. Setiap kali kita membagi perhatian, kita sedang membagi energi otak. Makanya, tidak heran kalau habis “cuma” scroll Instagram kita bisa capek banget. Itu bukan karena kita malas, tapi karena otak kita terus bekerja.
Bahkan penelitian menunjukkan, saat kita coba memproses banyak info sekaligus, otak mengalami yang namanya attentional blink yaitu kehilangan momen fokus sesaat karena terlalu banyak yang harus diproses. Artinya, kita bisa ada secara fisik tapi tidak hadir secara mental.
Latih Fokus, Bukan Maksain Otak
Kabar baiknya, kita bisa melatih kesadaran dan fokus. Salah satu cara paling simpel adalah dengan latihan mindfulness, latihan sederhana untuk menyadari apa yang sedang kita rasakan dan lakukan, tanpa menghakimi.
Contohnya:
Pas mulai terdistraksi, tarik napas dan sadari: “Aku lagi ngapain sih sebenarnya?”
Hindari multitasking yang berat (misalnya belajar sambil scroll TikTok).
Coba jurnal harian untuk menyadarkan pikiran yang sering mengembara.
Dengan latihan kecil ini, kita belajar hadir sepenuhnya di momen sekarang.
Fokus Itu Bukan Bakat, Tapi Kebiasaan
Jadi, kalau kamu sering tidak fokus, jangan buru-buru menyalahkan diri sendiri. Kehilangan fokus bukan tanda kamu lemah, tapi tanda otakmu sedang overload. Dengan memahami bagaimana atensi dan kesadaran bekerja, kamu bisa mulai mengatur ulang ritme hidup, bikin otakmu kerja lebih efisien, dan jadi lebih peka terhadap diri sendiri.
Satu hal yang penting: Cukup belajar untuk fokus pada satu hal, satu momen, satu nafas. Dan dari situ, kamu akan belajar hadir sepenuhnya, bukan cuma untuk tugas atau kerjaan, tapi juga untuk dirimu sendiri.
Penulis:
Salvira Aristia Lisandra